Ketua PIRA Desak Nyoman Asrihati

Ketua PIRA Desak Nyoman Asrihati/MB

Denpasar, (Metrobali.com)-

Tak mau dibilang latah dengan organisasi perempuan milik partai lain, sayap partai Gerindra Bali yaitu Pira (Perempuan Indonesia Raya) mengaku eksis dan aktif melakukan kegiatan sosial, hanya tidak terekpose oleh media.

Dilantik oleh Prabowo secara nasional pada Januari 2012 silam, di Bali Pira sendiri sudah ganti kepengurusan selama dua kali periode.

Ketua PIRA Desak Nyoman Asrihati mengungkapkan,  selama ini Pira aktif dalam kegiatan sosial, bahkan dalam setahun hampir tiga kali pihaknya melakukan aksi sosial atau kerja nyata ke masyarakat.

“Seperti moment Hari Kartini sekarang ini kita membuat sebuah seminar yang bertemakan semangat perempuan seperti Kartini, nanti hari pendidikan kita buat lagi event, kita aktif kok hanya mungkin tidak terekpose oleh media,” ungkapnya di Denpasar, Minggu (24/4).

Selain itu, khusus di Bali, Pira telah memiliki Perwakilan Cabang (PC) yang tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota di Bali, dengan jumlah anggota yang sudah ber-KTA hampir 200an orang. Pira sendiri mengaku memiliki AD/ART tersendiri yang berbeda dengan partai asuhan Prabowo Subianto.

Khusus di Bali, selain gencar memberikan edukasi atau pendidikan berpolitik kepada kaum kader perempuan. Pihaknya juga memberikan pola pemahaman bagaimana wanita Bali agar sejajar atau setara memiliki hak dan kewajiban dengan laki-laki.

“Seperti memperjuangkan hak waris atau ahli waris perempuan Bali dimana kewajiban seorang istri jangan sampai terlena dengan adat. Jujur kita bukan penganut feminisme, kita perempuan Bali tidak serta menuntut hak kita tidak mendoktrin mereka yang wajar aja,  keseteraan yang dimaksud misalnya seperti diberikan ruang untuk pendidikan,” kata Sekjen Pira Luhde Wardani.

Ditambahkannya, untuk pendidikan berpolitik, pihaknya jauh-jauh hari telah mempersiapkan kader perempuan untuk duduk di legislatif. Apalagi dengan persyaratan keterwakilan perempuan sebanyak 30 persen di Pemilu.

“Sehingga pada saat pencalegan kader seluruh Pira, kami sudah menyiapkan kader perempuan. Gerindra sudah melebihi 30 persen lho,” ungkapnya.

Adanya Pira, imbuh Desak diharapkan nantinya dengan pendidikan bisa jadi pondasi para kader perempuan ketika waktunya di legislatif nanti. Tidak muluk-muluk pihaknya mentargetkan agar semua kader Pira mampu menjadi kader perempuan yang paham berpolitik.

“Target politik ada keterwakilan perempuan di legislatif, ya semakin mewarnailah, dengan adanya kuota perempuan, kebutuhan perempuan lebih terakomodir, jangan sampai setelah di legislatif mereka tidak tahu apa-apa. Diharapkan bisa jauh lebih cerdas dan tidak kuno,” paparnya yang menjabat sebagai Ketua Pira dua kali berturut-turut ini.

“Intinya 60 persen kita beri edukasi ke mereka, mendorong kader perempuan untuk lebih aktif berpolitik,” imbuh Luhde. SIA-MB