Foto : Ratusan perwakilan masyarakat dari seluruh Bali dengan sukarela dan atas panggilan hati nurani mendatangi kediaman Rai Mantra di Griya Sebasari, Renon, Denpasar, Senin (18/6/2018).

Denpasar (Metrobali.com)-

Pinisepuh Perguruan Sandhi Murti I Gusti Ngurah Harta menegaskan upaya mobilisasi dan intimidasi secara terstruktur, sistematis dan masif terhadap masyarakat menjelang pencoblosan Pilgub Bali 27 nanti harus dilawan dengan keberanian penuh. Hati nurani masyarakat tidak boleh dibunuh dengan cara-cara yang tidak etis dan merusak moralitas rakyat.

Ngurah Harta yang pasang badan membela Rai Mantra mengajak masyarakat jangan takut dengan ancaman.  “Mari kita bersatu dan perjuangkan yang benar. Kalau ada hambatan dan ancaman sampaikan ke saya nanti saya datang menyelesaikan,” tegas Ngurah Harta saat menyampaikan aspirasi bersama perwakilan masyarakat dari seluruh Bali yang dengan sukarela dan atas panggilan hati nurani mendatangi kediaman Calon Gubernur Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra di Griya Sebasari, Renon, Senin (18/6/2018).

Ia mengatakan intimidasi terhadap warga sangat masif. Bahkan di Petang luar biasa. Di Sulangai juga dilarang pasang baliho. Plaga juga dalam tekanan. Meski demikian, Ngurah Harta yang pasang badan membela Rai Mantra mengajak masyarakat jangan takut dengan ancaman.

“Mari kita bersatu dan perjuangkan yang benar. Kalau ada hambatan dan ancaman sampaikan ke saya nanti saya datang menyelesaikan,” tegas Ngurah Harta seraya mengatakan pihaknya sudah datang ke sejumlah warga yang mengadu telah diintimidasi. 

Kehadiran Ngurah Harta dalam pertemuan tersebut karena ia kagum dengan karakter Rai Mantra yang calling down, dan bisa memberikan kesejukan. “Ini tipe pemimpin yang diperlukan Bali,” ujarnya. 

Seniman Jembrana yang juga Ketua Paguyuban Musisi Jembrana (PMJ) Bajra Pamungkas juga menyampaikan hal serupa. Ia menuturkan intimasi terhadap masyarakat dan seniman di Desa Baluk, Jembrana sangat terstruktur, sistematis dan masif. Dari atasan sampai prajuru atau perangkat desa terkena intimidasi. 

Tidak sampai disana, warga dan kelompok masyarakat yang berbeda pilihan dengan mendukung Mantra-Kerta mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dan intimidasi. Bahkan yang memang menjadi hak rakyat seperti bantuan sosial (bansos) yang sudah diajukan dan disetujui sebelum perhelatan Pilgub Bali juga dihambat pencairannya. 

Intimidasi lain juga diterima masyarakat Jembrana ketika ingin mendatangkan pasangan Mantra-Kerta untuk simakrama menyerap aspirasi warga. Ada pihak yang menghalang-halangi dan berupaya membatalkan simakrama tersebut. “Saya minta izin perangkat desa untuk mendatangkan Pak Sudikerta tapi ditolak mentah-mentah,” ujarnya.

Menanggapi pengaduan warga tersebut Rai Marta mengatakan agar tetap membela yang benar dan jangan takut dengan tekanan serta intimidasi. “Laporkan kalau ada yang melawan hukum,” tegas Rai Mantra. 

Pewarta : Widana Daud

Editor      : Hana Sutiawati