Surabaya (Metrobali.com) –

Kontingen Jawa Timur memboikot pembukaan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) XIII/2013 di GOR Universitas Negeri Yogyakarta, Senin (25/11) petang.

Bidang Publikasi Kontingen Badan Pembina Mahasiswa Indonesia (Bapomi) Cabang Jatim dalam surat elektronik yang diterima Antara di Surabaya, Selasa, melaporkan protes dilakukan dengan tidak seorang pun yang beridentitas Kontingen Bapomi Jatim hadir di GOR UNY.

“Sikap itu merupakan langkah lanjut protes Jatim atas panitia lokal yang tidak konsisten menerapkan aturan, yang menyebabkan cabang olahraga sepak bola dan bola voli Jatim harus mundur dan angkat koper sebelum bertanding,” kata Wakil Komandan Kontingen Bapomi Cabang Jatim Dr. Edy Mintarto, M.Kes.

Dalam geladi kotor pada akhir pekan lalu masih ada acara defile untuk 14 cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Pomnas XIII, tetapi tiba-tiba ditiadakan.

Menurut dosen Unesa itu, awal persoalannya muncul ketika panitia mengeluarkan keputusan sepihak melalui website pada tanggal 27 September 2013.

Saat itu diumumkan bahwa pemain profesional dari cabang olahraga sepak bola dan bola voli tidak diperbolehkan bermain, baik yang bermain di kompetisi ISL, IPL (sepak bola) maupun di Proliga dan NBL (bola voli).

Dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) 22 Oktober 2013, aturan tersebut tidak dibahas dan Rakornis hanya menyatakan yang dilarang ikut bertanding adalah atlet Pelatnas SEA Games Myanmar.

Akan tetapi, tiba-tiba ada keputusan dari PP Bapomi yang mengeluarkan hasil notula dan melegalisasi pengumuman pada tanggal 27 September itu.

“Anehnya, surat itu dikirimkan dengan kertas tanpa kop dan tidak ada tanda cap organisasi,” katanya.

Dalam surat itu, tim Jatim diminta untuk mengganti pemain, padahal “entry by name” sudah beres pada tanggal 22 Oktober.

“Kok enaknya memutuskan minta ganti pemain dalam waktu yang mepet. Ini bukan ganti baju yang bisa kapan saja dilakukan. Ini tim sepak bola dan tim voli, permainan beregu, ya, tidak mungkin mengganti,” kata Edy Mintarto.

Persoalan lain, Jatim tidak bisa menerima keputusan panitia yang mengganti sistem pertandingan sepak bola menjadi sistem gugur, padahal semula sudah dinyatakan setengah kompetisi dengan kesiapan panitia sudah menyediakan dua lapangan sepak bola di lapangan UNY dan stadion Mandala Krida.

“Jatim juga tidak pernah membuat surat pernyataan setuju seperti yang didaku (klaim) panitia,” katanya.

Atas pertimbangan dari Komandan Kontingen dan juga pimpinan Bapomi Jatim akhirnya disepakati cabang olahraga sepak bola serta bola voli (putra dan putri) Jatim muindur dari Pomnas dan tidak akan menghadiri pembukaan kegiatan tersebut.

Pihak Jatim juga sudah mengirimkan surat protes dan surat kekecewaan yang mendalam ini kepada PP Bapomi, Bapomi penyelenggara Pomnas, dan panitia lokal.

Selain itu, dari cabang olahraga basket, Jatim juga dirugikan. Awalnya, dua pemain basket Jatim Mega Nanda Perdana Putri dan Sofia Gabriel mendapat sanksi pembinaan dari PB Perbasi karena menolak panggilan Pelatnas Basket. Keduanya diskors selama satu tahun terhitung sejak 1 Desember 2013 hingga Desember 2014.

“Anehnya, masih pada bulan November tetapi panitia lokal Pomnas melarang kedua atlet andalan Jatim itu bertanding. Ini yang aneh, kalau skorsing selama setahun sampai 2014, berarti yang mulainya baru pada bulan Desember, sedang saat Pomnas ini ditandingkan masih bulan November,” kata Hanny dari tim bola basket Bapomi Jatim.  (Ant)

D.Dj. Kliwantoro