Foto: Bakal Calon Bupati Jembrana I Nengah Tamba (kanan) bersama Direktur PT. Hasura Mitra Gemilang T. Lukito (kiri) didampingi Ida Rsi Agung Yoga Sidhi Bang Pinatih (tengah).

Jembrana (Metrobali.com)-

Bakal Calon Bupati Jembrana I Nengah Tamba menepati janjinya untuk menyiapkan sejumlah kejutan besar untuk membangun Jembrana dan juga khususnya menyejahterakan petani di “Gumi Makepung” ini.

Satu persatu gagasan besar dan ide-ide brilian dari tokoh Partai Demokrat asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana ini siap diwujudkan menjadi nyata.

Salah satunya adalah membangun pabrik pengolahan sampah dan limbah pertanian seperti batang padi yang habis dipanen dan kulit gabah untuk diolah menjadi bahan bangunan. Hal ini dinamakan HPC (Husk Plastik Composite).

Nantinya Tamba akan menggandeng investor dan perusahaan yang sudah berhasil membangun pabrik HPC dan memasarkan produk ini yakni PT. Hasura Mitra Gemilang.

Bahkan Tamba sudah menjalin komunikasi serius dengan Direktur PT. Hasura Mitra Gemilang T. Lukito terkait rencana pembangunan pabrik HPC ini di Jembrana.

“Jembrana harus dibangun dengan gagasan besar, out of the box dan berbeda dibandingkan daerah lain di Bali. Jadi kita akan bangun pabrik HPC di Jembrana,” kata Tamba, Senin (10/2/2020) usai bertemu Direktur PT. Hasura Mitra Gemilang.

Tamba menegaskan pembangunan pabrik HPC ini di Jembrana akan banyak menyelesaikan isu-isu besar di daerah yang dianggap masih tertinggal dibandingkan daerah lain di Bali ini.

Pertama, adalah persoalan sampah dan kerusakan lingkungan. Pabrik HPC ini akan menjadi langkah nyata Tamba bukan teori belaka apalagi wacana untuk menyelematkan lingkungan di Jembrana dari permasalahan sampah.

Sebab pabrik HPC ini akan mengolah sampah plastik dan limbah pertanian seperti seperti batang padi yang habis dipanen dan kulit gabah untuk diolah menjadi bahan bangunan (seperti papan, bata, lantai, atap rumbai) hingga produk lainnya seperti furniture.

Contoh bangunan dari produk HPC.

Untuk diketahui, berdasarkan riset Bali Partnership pada Januari-Juni 2019, Kabupaten Jembrana Jembrana sendiri menghasilkan sampah 228 ton per hari di mana 178 ton (78%) belum ditangani dengan baik.

Jembrana menyumbang 5 persen dari total 4.281 ton sampah plastik di Bali tiap hari. Dari jumlah tersebut, Jembrana berperan memproduksi 8 persen dari 89 ton sampah plastik yang mengalir sampai laut di Bali.

Masih menurut riset Bali Partnership, Kecamatan Negara termasuk dalam 15 kecamatan di seluruh Bali yang masuk kategori kritis dalam pengelolaan sampah. Kecamatan prioritas itu berdasarkan jumlah sampah plastik yang bocor ke lingkungan dan saluran air serta pendapatan rumah tangganya rendah.

Dari lima kecamatan di Kabupaten Jembrana, Negara paling banyak menghasilkan sampah hingga 30 persen. Negara juga membuat kebocoran sampah paling banyak, 35 persen, dibandingkan kecamatan lain, seperti Mendoyo (19 persen), Melaya (17 persen), dan Pekutatan (9 persen).

Karenanya keberadaan pabrik HPC ini menjadi salah satu solusi mengurangi dan mengolah sampah di Jembrana yang sangat sejalan dengan visi pembangunan Gubernur Bali I Wayan Koster yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang menekan pada penyelamatan lingkungan. Salah satunya pada aspek Bhuwana Kerthi dapat diperjuangkan dengan baik.

“Masalah sampah di Jembrana bisa kita tangani. Sampah bisa jadi rupiah, bernilai ekonomis untuk masyarakat,” imbuh Tamba yang juga mantan Anggota DPRD Bali dua periode ini.

Sejahterakan Petani, Bawa Jembrana Kembali Jaya

Kedua, selain aspek penyelamatan lingkungan dengan mengurangi sampah plastik, pabrik HPC ini akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Hal ini jelas sebab selain petani bisa mendapatkan nilai ekonomis dari limbah pertanian seperti seperti batang padi yang habis dipanen dan kulit gabah yang akan diolah menjadi bahan bangunan di pabrik HPC ini.

“Yang sudah berjalan pabrik HPC dari PT. Hasura Mitra Gemilang membeli per kilogram batang padi ataupun kulit gabah seharga Rp 1000 hingga Rp 2000. Ini tentu akan berkontribusi meningkatkan pendapatan petani, selain mereka juga bisa mengumpulkan dan memilah sampah rumah tangga, sampah plastik untuk dijual ke pengepul plastik pabrik ini,” papar Tamba.

Jadi jika pabrik HPC ini mampu diwujudkan dibangun di Jembrana tentu ibarat menjadi “doubel track stategy” atau strategi jalur ganda untuk mempercepat pembangunan daerah yang sempat termasyhur karena keberhasilan pembangunannya di era Bupati Prof Gede Winasa hingga menjadi objek kunjungan studi banding pemerintah (government tourism).

Keberadaan pabrik HPC ini juga diyakini jadi bagian strategi besar Tamba membawa Jembrana Kembali Jaya (JKJ) seperti era Bupati Winasa. Bahkan Jembrana bisa jadi percontohan nantinya di Bali dalam hal pengolahan sampah dan menyejahterakan petani.

“Ini luar biasa, konsep kita penyelamatan lingkungan sejalan dengan membantu petani dan meningkatkan kesejahteraan petani. Jadi selamatkan lingkungan, kurangi sampah dan sejahterakan petani, tidak lagi hanya slogan tapi konkret, kerja nyata,” pungkas Tamba.

Produk HPC Direspon Tinggi Pasar

Sementara itu Direktur PT. Hasura Mitra Gemilang T. Lukito mengungkapkan sejauh ini perusahaan sudah mempunyai dua pabrik HPC yakni di kawasan Cibitung dan Tanggerang serta beberapa pabrik pengolahan sampah skala kecil lainnya.

Pihaknya pun melihat potensi Jembrana untuk dibangun pabrik HPC ini sangat besar. Sebab sumber daya materialnya yakni sampah plastik dan limbah pertanian seperti batang padi yang habis dipanen dan kulit gabah tersedia dalam jumlah memadai untuk diolah menjadi HPC.

“Sekarang tinggal bagaimana dukungan pemerintah daerah agar produk ini bisa dipasarkan di Bali. Dan saya apresiasi Pak Nengah Tamba yang melihat potensi ini dan akan memperjuangkannya,” pungkas Lukito.

Bahkan sebagai bentuk keseriusan mewujudkan pabrik HPC ini di Jembrana, Tamba dan tim rencananya Kamis ini (13/2/2020) akan mengunjungi langsung pabrik HPC PT. Hasura Mitra Gemilang di kawasan Cibitung dan Tanggerang.

Ditanya terkait penyerapan pasar atas produk HPC ini, Lukito mengungkapkan sejauh ini pasar sangat merespon baik. Produk HPC dari PT. Hasura Mitra Gemilang dipasarkan ke para pengembang proyek properti seperti apartemen, untuk pembangunan hotel, vila hingga restoran.

Selain untuk bangunan HPC ini juga bisa digunakan untuk membuat meja, kursi, dan produk furniture lainnya hingga juga menjadi bahan souvernir.

“Jadi pasarnya sangat potensial. Saya yakin di Bali juga produk HPC ini bisa sangat diminati karena untuk jangan panjang jauh lebih murah dan tahan lama dibandingkan produk dari kayu,” tandas Lukito. (wid)