Ibu Buta
 
Buleleng (Metrobali.com)-
Program pemerintah terkait dengan masalah social memang sudah bagus dan mendapat apresiasi yang positive, hanya saja dalam prakteknya masih banyak mendapat kecaman apabila, bantuan yang mestinya berhak menerima namun pada kenyataannya tidak menerima bantuan. Seperti yang terjadi di Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Buleleng, seorang ibu yang bernama Ni Ketut Adil (38) dalam kondisi matanya buta mengasuh anaknya Gede Rediasa yang berusia 11 tahun, hingga kini tidak tersentuh bantuan social.
Lantas seperti apa menjalani kehidupannya?
Ternyata Gede Rediasa yang sejak kecil diasuh oleh seorang ibu yang matanya buta sudah menyadari akan kondisinya itu, sehingga Rediasa menjalani kerasnya kehidupan ini secara tabah. Malahan dia membantunya ibunya mencari nafkah dengan jalan mengerjakan pesanan bokor (alat sarana persembahyangan umat hindu).”Saya mengerjakan bokor, sepulang dari sekolah” terang Rediasa secara polos.
Lebih lanjut Radiasa, yang kini duduk di kelas VI di SDN 1 Menyali mengatakan melakukan pekerjaan sepulang dari sekolah dengan tujuan mengurangi beban orang tua dan sangat disyukuri bila bisa membantu ibunya yang dalam kondisi buta.”Uang dari hasil bekerja membuat bokor bisa digunakan untuk uang saku kesekolah, malahan juga digunakan untuk makan” ungkap Rediasa.”Setiap membuat bokor, saya dikasih upah Rp 1.500 sampai Rp 2.000. Terkadang, upah kerjanya diberikan sepiring nasi” imbuhnya.
Sementara itu Ni Ketut Adil yang mengalami kebutaan sejak kecil, sudah tabah dan terbiasa dengan kebutaannya itu mencari nafkah untuk menghidupi anaknya. “Saya untuk menghidupi anak dengan cara bekerja membantu para tetangga mencuci piring dan hal lainnya yang bisa dikerjakan” ungkapnya.”Kasihan anak saya Rediasa, sejak kecil tidak mendapat kasih sayang dari ayahnya” imbuh Ni Ketut Adil.
Kondisi ibu dan anak yang memprihatinkan ini, mendapat simpati dari Wayan Siara (44) dan Cening Amirtini (42) yang bekerja sebagai penjual krupuk keliling. Mereka itu mengajak ibu dan anak yang malang itu untuk tinggal dirumahnya
Ditanya apakah pernah menerima bantuan dari pemerintah?
Dengan mimic wajah yang kuyu, Ni Ketut Adil menggelengkan kepalanya,”Saya dan anak saya tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah” ungkapnya. “Saya bersama anak, tetap bertahan hidup mencari nafkah membantu tetangga. Syukur kepada Tuhan, dimana kakak saya bersama istrinya begitu berbaik hati menampung dan merawat saya dan anak saya. Oh ya, sebulan yang lalu, ada orang yang menaruh kasihan kepada saya dan anak saya. mereka itu memberikan sembako” ucapnya sendu.
Ditanya, kalau mendapat bantuan, bantuan apa yang diharapkan?
Menurut Ni Ketut Adil, kalau nantinya mendapat bantuan, bantuan yang diharapkan adalah pengobatan matanya. Karaena selama ini selalu berdoa agar matanya yang buta itu bias sembuh, sehingga mampu melihat naknya dan juga bias beklerja dengan normal untuk menghidupi anak.”Kesembuhan mata saya ini, merupakan impian dan berharap ada kemukjizatan. Kasihan anak saya” ucapnya seraya meneteskan air mata. GS-MB