Gung Tri bersama I Ketut Nadi

 Denpasar (Metrobali.com)-

Upaya mencari dukungan menjelang pemilu legislatif semakin gencar. Baliho dan alat peraga semakin banyak bertebaran. Tapi Agung Putri Astrid, caleg DPR-RI Nomor 3 dari PDI Perjuangan, memilih cara lain.  Rabu (2/4) siang tadi,  ia terlihat blusukan di Terminal Ubung. “Saya tidak hanya cari dukungan suara, tapi ingin kenal masalah yang dihadapi pekerja di sektor transportasi,” katanya.

Ia ditemani Ketut Nadi, wakil ketua umum Persatuan Sopir Taksi Bali (Persotab) yang juga supir yang sering mangkal di Terminal Ubung. Sambil minum kopi dan makanan kecil keduanya kelihatan berbincang serius tentang persoalan yang dihadapi oleh sopir dan pekerja sektor transportasi lainnya, terutama menyangkut  kesejahteraan dan kepastian kerja.

Ketut Nadi sebagai Ketua Paguyuban Supir Taksi untuk terminal Mengwi yang membawahi 4 bendera perusahaan taksi, mengaku senang bisa bertemu dengan Agung Putri Astrid. “Saya sudah pernah jumpa sebelumnya, dan saya mengikuti kerja  beliau membela pedagang bandara, ikut menolak reklamasi. Tapi saya tidak tahu kalau beliau ternyata caleg,” katanya sambil tertawa. “Saya senang ada caleg yang mau memperjuangkan orang kecil seperti kami ini.”

 Ia membeberkan berbagai masalah yang dihadapi para sopir taksi di wilayah Badung dan Denpasar, seperti izin trayek, persaingan di antara perusahaan taksi, masuknya bus trans Sarbagita, dan juga pengaturan tentang naik-turun penumpang di terminal. “Banyak masalah yang dibahas adalah wilayah kerja DPRD kabupaten dan provinsi,” kata Gung Tri.

 “Tapi tidak tertutup kemungkinan bagi seorang anggota DPR untuk ikut mengawasi pelaksanaan peraturan dan program pembangunan di tingkat lokal, tentu bekerjasama dengan pejabat terkait, termasuk DPRD,” katanya. Di masa mendatang ia berharap ada jaringan pengawasan yang melibatkan DPR, DPRD dan unsur organisasi masyarakat seperti Persotab.

 Ketika ditanya pendapatnya tentang blusukan ini, Ketut Nadi berpendapat tidak banyak caleg yang mau turun ke lapangan. “Kebanyakan datang untuk cari suara. Mereka yang berpendapat, kami yang mendengar. Dengan Ibu Agung ini lain, ia banyak mendengarkan kami.” Ia pun bersemangat membawa kartu nama dan lembar profil dari Agung Putri Astrid untuk dibagikan kepada anggota serikatnya. “Mudah-mudahan jadi,” katanya sambil tersenyum lebar.  TIM-MB