Nasir Abbas alias Khaeruddin


Denpasar (Metrobali.com)-


Mantan Mantiqi III Jamaah Islamiyah (JI), Nasir Abbas alias Khaeruddin menjelaskan jika gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berbeda dengan organisasi pimpinan Osama Bin Laden, Al-Qaeda. Saat Al-Qaeda digempur oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutu, Osama Bin Laden memerintahkan untuk melakukan serangan balasan terhadap aksi Negeri Paman Sam dan sekutunya itu.

“Walaupun terjadi penyerangan terhadap pasukan ISIS di sana (Irak dan Suriah) dari Amerika dan aliansinya, mereka tidak secara agresif untuk menyerang balik di mana-mana. Beda pada waktu dahulu Osama Bin Laden menyerukan untuk membalas aksi Amerika dan sekutunya di mana saja,” kata Nasir saat ditemui di monumen bom Bali, Ground Zero, Legian, Kuta, Bali, Minggu 12 Oktober 2014.

ISIS, ia melanjutkan, lebih memilih untuk menyebarkan propaganda secara diam-diam, tanpa melakukan aksi balas dendam. Awal ISIS masuk ke Indonesia, mereka lebih kepada ikut-ikutan belaka. “Di awal itu mereka seperti bentuk uforia, sehingga banyak sekali orang yang berfoto-foto ikut jadi anggota ISIS,” tuturnya.

Bahkan, di mana-mana terdapat bendera ISIS mencoret-coret tembok. “Tapi ketika pihak aparat bertindak tegas soal itu, mereka berdiam diri. Sebenarnya kebanyakan mereka ini tidak mengerti dan  hanya segelintir kecil saja. Mari kita lihat di Suriah sekarang,” ajak dia.

Menurutnya, ada segelintir orang Indonesia yang berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Mereka yang pergi rata-rata yang pernah masuk dalam jaringan kelompok organisasi radikal. “Kalau mengikuti data kepolisian hanya segelintir saja, sekitar 50-an orang,” papar Nasir.

Sesampainya di Suriah mereka mendapati rasa kecewa melihat konflik sosial di sana. Sebab, ISIS melakukan pertempuran sesama umat Muslim.

“Bahkan ada peperangan sesama kaum Suni. Belum lagi masalah pengkafiran dan boleh membunuh Muslim lain hanya karena tak sejalan dengan Abu Bakar Baghtadi,” papar Nasir.

Hal inilah yang menurutnya perlu dijelaskan kepada masyarakat bahwa perjuangan ISIS di sana bukanlah perjuangan atas nama Islam yang benar. Sehingga, kelompok ISIS tak makin membesar di Indonesia.JAK-MB