img_6375

Denpasar, (Metrobali.com) –

Sekretaris Jendral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Didi Suhardi, Jumat (11/11) malam, melounching kegiatan Nonton Film Indonesia di Ruang Rama Sinta Hotel Grand Inna Bali Beach Sanur. Acara ini juga dihadiri Anggota Komisi X DPR RI Dr. Ir Wayan Koster, MM dan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, unsur pemerintahan serta insan perfilman di Bali.

Koster dalam sambutannya mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan Lounching Nonton Film “Ketika Bung Karno di Ende”,merupakan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dikatakannya, film bukan hanya semata-mata sebagai media hiburan, tapi lebih penting adalah sebagai media pendidikan dan kebudayaan, pembentukan karakter pada generasi muda. “Film bukan hanya nuasa hiburan yang biasa-biasa saja tapi bisa menjadi sarana pendidikan bagi generasi muda,”ujarnya.

Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini menilai, regulasi perfilman di Indonesia harus diperbaiki. Film Indonesia, kata anggota Badan Anggaran DPR RI ini, harus mengambarkan wajah Indonesia, memperbaiki Indonesia, memperkuat Indonesia,  bukan malah merusak wajah Indonesia. KBS (Koster Bali Satu) demikian sapaan politisi asal Desa Sembiran, Buleleng, dengan rendah hati juga menyampaikan tekadnya untuk maju sebagai calon Gubernur Bali pada pilgub April 2018.

Bila nanti terpilih sebagai pimpinan Bali, Koster berjanji akan mengairahkan dunia perfilman di Bali, dengan menjalankan penuh ajaran dan idiologi Tri Sakti Bung Karno. Menurutnya, Bali yang menjadi sinar dan aura dunia, belakang mulai tergerus dengan perubahan akibat pengaruh global. Untuk itu dia bertekad menata kembali Bali agar lebih baik kedepannya. Sementara itu, terkait film Ketika Bung Karno di Ende, untuk mengingat dan memahami perjuangan Bung Karno, sebagai pimpinan pergerakan politik, berjuang melawan penjajahan hingga bisa mendapatkan kemerdekaan.

Perjalanan selanjutnya, Bung Karno mengisi pembangunan dengan menjalankan idiologi Panca Sila dan Pola Pembangunan Semesta Berencana, meski belum bisa dilaksanakan secara penuh. ” Ada pesan kepada generasi muda, apa yang kita dapat dan rasakan sekarang, adalah kesinambungan yang dibangun oleh Bung Karno yang harus kita ingat. dan jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, Jas Merah,”ujarnya.

Sementara itu Sekjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Didi Suhardi mengatakan,
film menjadi sangat penting menjadi bagian cara mengekpresikan, atau menvisualkan tentang peradaban, kehidupan masyarakat di Indonesia. “Film  bisa menunjukan karakter bangsa, bagaimana sejarah perjuangan para pejuang kita merebut kemerdekaan. Film bisa menginpisrasi generasi muda dengan nilai-nilai perjuangan dan idialismem serta untuk pembangunan karakter,”katanya.

Louncing film pertama kali sengaja di laksanakan di Bali, kata dia, karena Bali merupakan pusat kebudyaan. Selanjutnya kegiatan serupa akan dilakukan di provinsi lainnya. Kegiatan ini juga untuk mengairahkan sektor perfilm. Kementerian juga memberikan beasiswa untuk pelajar yang tertarik dalam bisang perfilman, agar menjadi insan-insan perfilman yang handal. Pada akhir sambutannya, Sekjen Kemendikbud ini juga memberikan doa restu kepada KBS agar tercapai tujuannya. “Kalau ada yang memiliki niat baik harus kita doakan bersama,”katanya. Louncing nonton film Ketika Bung Karno di Ende ditandai dengan pemukulan gong oleh Sekjen Kemendikbud Didi Suhardi, didampingi KBS dan Bupati Badung.  Untuk diketahui pemutaran film ini akan dikaksanakan sebulan penuh di seluruh kabupaten yang ada di Bali. RED-MB