Denpasar (Metronali.com)-

Hasil perikanan dan kelautan Bali menyumbang devisa 94,05 juta dolar AS selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2013, atau naik 9,40 persen dibanding periode yang sama 2012 yang tercatat 85,97 juta dolar AS.

“Sektor perikanan itu mampu memberikan kontribusi sebesar 23,59 persen dari total nilai ekspor Bali keseluruhan yang mencapai 398,75 juta dolar AS,” kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Jumat (17/1).

Ia mengatakan ikan tuna dalam bentuk segar dan beku paling tinggi menyumbangkan devisa dari delapan jenis hasil perikanan Bali yang menembus pasar luar negeri.

Hasil tangkapan nelayan dan kapal-kapal besar yang dioperasikan sejumlah perusahaan yang berpangkalan di Pelabuhan Benoa itu menyumbangkan devisa sebesar 63,45 juta dolar AS dari hasil pengapalan 12.616,02 ton.

Ketut Teneng menambahkan, dari segi volume meningkat 15,80 persen, namun untuk nilai hanya naik 1,01 persen dibanding periode yang sama 2012 yang tercatat 11.758,70 ton seharga 62,76 juta dolar AS.

Demikian pula ikan kerapu memberikan andil sebesar 8,85 juta dolar AS, ikan hias hidup 2,77 juta dolar AS, ikan kakap 5,23 juta dolar AS, kepiting 86.991 dolar, kerapu 8,86 juta dolar AS dan ikan lainnya 12,40 juta dolar AS.

Selain itu juga lobster 1,08 juta dolar AS, sirip ikan hiu 150.906 dolar AS. Dua jenis matadagangan hasil perikanan lainnya yang meliputi rumput laut dan ikan nener tidak lagi mampu menghasilkan devisa.

Ketut Teneng menjelaskan, pasaran Jepang menyerap paling banyak hasil perikanan Bali yang mencapai 37,23 persen dan menyusul Amerika Serikat 24,62 persen dan Australia 5,74 persen.

Selain itu juga menembus pasaran Malaysia 0,69 pesen, Singapura 0,87 persen, Hong Kong 4,85 persen, Inggris 0,75 persen, Prancis 1,03 persen, Jerman 0,43 persen dan Spanyol 1,11 persen.

Sebanyak 22,68 persen sisanya menembus ke berbagai negara lainnya sehingga mampu menjadikan sektor perikanan dan kelautan cukup dominan dalam meraup devisa, ujar Ketut Teneng. AN-MB