ketut teneng

Denpasar (Metrobali.com)-

Kerajinan anyaman berbahan baku bambu hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali mampu meraup devisa sebesar 891.220 dolar AS selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2013.

“Perolehan devisa tersebut merosot 50,56 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 1,80 juta dolar AS,” kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali, I Ketut Teneng di Denpasar, Sabtu (22/2).

Demikian pula dari segi volume pengiriman matadagangan ke pasaran luar negeri itu berkurang 52,86 persen dari 2,83 juta unit pada periode sepuluh bulan pertama 2012 menjadi hanya 1,33 juta unit pada kurun waktu yang sama 2013.

Penurunan yang cukup drastis itu akibat sebagian besar negara yang selama ini menampung hasil kerajinan Bali masih mengalami krisis ekonomi global.

Ketut Teneng menjelaskan, perajin Bali cukup kreatif dalam menghasilkan matadagangan anyaman dengan mengkombinasikan antara bambu dengan rotan maupun pandan sehingga mampu lebih unik dan menarik.

Aneka jenis matadagangan yang menembus pasaran luar negeri itu antara lain kursi, lemari, tempat tidur, perabot rumah tangga, topi dan aneka jenis hiasan rumah tangga.

Ketut Teneng menambahkan, ekspor matadagangan anyaman itu sangat tergantung dari kondisi dan peluang pasar luar negeri, di samping semakin membaiknya hasil kreativitas perajin, dengan berbagai rancang bangun (disain) yang menarik .

Dengan demikian kerajinan anyaman Bali mempunyai prospek yang cukup cerah di masa mendatang, mengingat devisa yang dihasilkan mampu memberikan kontribusi terhadap ekspor Bali secara keseluruhan.

Sebanyak 17 jenis hasil industri kerajinan rumah tangga di Bali, termasuk dari bahan baku bambu mampu menghasilkan devisa sebesar 167,004 juta dolar AS, atau 41,88 persen dari total ekspor Bali mencapai 398,75 juta dolar AS, tutur Ketut Teneng. AN-MB