Ket Foto : PEMANDU WISATA – Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Dezire Mulyani, saat membuka pelatihan pemandu wisata lokal tahun 2019, di Grand Mirah Boutiqe Hotel Denpasar, Selasa (21/5).

Denpasar (Metrobali.com)-

Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Denpasar, terus mengintensifkan kualitas pramuwisata pada suatu daya tarik wisata (DTW) melalui pelatihan pemandu wisata lokal tahun 2019 di Kota Denpasar. Pelatihan yang melibatkan 20 peserta yang ditunjuk dari enam DTW, seperti Subak Sembung, Tukad Bindu, Pasar Badung, Pasar Kreneng, Museum Sidik Jari dan Pura Maospait dengan narasumber dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional (STPBI) yang juga merupakan Lembaga Sertifikasi Kompetensi ini, dibuka Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Dezire Mulyani, di Grand Mirah Boutiqe Hotel Denpasar, Selasa (21/5).

Pelatihan pemandu wisata lokal yang diadakan Dispar Denpasar tahun ini merupakan yang keduakalinya, di mana pelatihan yang sama telah dilakukan pada tahun 2017 lalu. ”Pelatihan pemandu wisata lokal ini, untuk memberikan pelatihan kepemanduan kepada peserta pelatihan sebagai pramuwisata khusus, yaitu pramuwisata yang lingkup tugasnya di suatu DTW,” kata Mulyani.

Selain itu, pelatihan yang didakan ini juga untuk meningkatkan pemahaman, kemampuan dan keterampilan peserta dalam kepemanduan wisata, serta memiliki kompetensi profesi pemandu wisata. ”Pelatihan pemandu wisata lokal ini, ditujukan bagi mereka yang menjadi pemandu wisata di daya tujuan wisata, dan diharapkan dari daya tarik pariwisata yang ada di destinasi itu, akan semakin bertambah dengan adanya pemandu wisata ini,” ujarnya.

Ditambahkan Mulyani, dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Denpasar perlu dilakukan peningkatan kualitas destinasi dan DTW di Kota Denpasar. Karenanya, perlu juga dilakukan pembinaan dan pelatihan pramuwisata sesuai dengan persyaratan standar kompetensi pramuwisata supaya dalam pengembangan etika dan pelaksanaan fungsi dapat mencapai hasil guna, serta daya guna yang optimal untuk melestarikan pariwisata budaya. ”Untuk materi pelatihan mengacu pada skema sertifikasi pemandu wisata, sehingga peserta diharapkan dapat mengikuti materi dan praktek kepemanduan dengan baik.  Di akhir pertemuan pada, 23 Mei akan dilakukan tes, baik teori maupun praktek, serta peserta akan diberikan sertifikat pelatihan dengan skema materi yang telah ditetapkan,” ucap Mulyani.

Diharapkan Mulyani, sertifikat pelatihan ini dapat dipakai sebagai dasar atau salah satu syarat untuk mengikuti sertifikasi profesi pemandu wisata. Setelah mengikuti pelatihan ini, pemandu wisata dapat menerapkan ilmunya sebagai pramuwisata di DTW di daerahnya masing-masing untuk meningkatkan kulaitas DTW, serta meningkatkan kunjungan wisatawan. ”Pelatihan pemandu wisata lokal ini akan kami selenggarakan secara berkelanjutan, dengan harapan seluruh daya traik wisata di Kota Denpasar memiliki pramuwisata khusus yang tersertifikasi profesi,” tandasnya.

Editor : Hana Sutiawati