Foto: Pengamat pariwisata I Dewa Putu Susila yang juga Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism.

Denpasar (Metrobali.com)-

Travel advisory yang dikeluarkan sejumlah negara untuk memperingatkan warga negara yang ingin berkunjung ke Indonesia dinilai tidak mempengaruhi pariwisata Bali.

Namun tetap patut diwaspadai ketika travel advisory ini juga dikeluarkan sejumlah negara tetangga. Jangan sampai travel advisory ini sebagian bagian dari upaya melemahkan daya saing pariwisata Indonesia dan Bali khususnya.

Hal ini disampaikan pengamat pariwisata I Dewa Putu Susila saat ditemui di Istana Taman Jepun, Jalan Hayam Wuruk, Denpasar, Selasa (11/6/2019).

“Travel advisory wajar sebagai proteksi negara kepada warga negaranya yang akan bepergian ke suatu daerah yang dianggap terjadi potensi gangguan keamanan. Tapi jangan sampai travel advisory bisa jadi bagian strategi melemahkan pariwisata negara lain,” tegas Dewa Susila.

Travel advisory dikeluarkan sejumlah negara sebagai buntut dari gonjang-ganjingnya kondisi politik Indonesia pada hasil Pilpres 2019 yang berujung pada kerusuhan 22 Mei di Jakarta.

Sejumlah negara yang mengeluarkan travel advisory seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, Tiongkok, Kanada. Termasuk sejumlah negara di Asia Tenggara (ASEAN) seperti Filipinaia, Thailand, dan Singapura.

Namun travel advisory ke Indonesia ini dianggap hal yang wajar dan sah-sah saja. Terlebih juga sifatnya hanya sementara dan diyakini tidak akan berdampak signifikan bagi pariwisata Indonesia khususnya Bali.

“Travel advisory ini tidak berdampak untuk Bali. Pariwisata Bali masih normal bahkan kian bergeliat,” ujar Dewa Susila yang juga Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism itu.

Faktanya, imbuh Ketua Kesatuan Pelaut Indonesia Cabang Bali itu, setelah travel advisory ini dikeluarkan, pelaku pariwisata di Bali tidak ada yang menyatakan ada pembatalan kunjungan wisatawan secara masif.

Kunjungan turis mancanegara ke Bali khususnya juga dari negara-negara yang mengeluarkan travel advisory ini masih berjalan normal.

Bali is Still Safe, Berpengalaman Hadapi Travel Advisory

Apalagi sudah ada penegasan resmi dari Polda Bali dan Gubernur Bali bahwa Bali sangat aman untuk wisatawan. Sebab kejadian kerusuhan yang sempat terjadi di Jakarta tidak menggangu stabilitas keamanan Pulau Dewata.

Jadi, imbuh Dewa Susila yang juga Sekretaris Umum Pergatsi (Persatuan Gateball Seluruh Indonesia) Provinsi Bali itu,  ketika Polda Bali dan Pemerintah Provinsi Bali susah menjamin Bali aman tidak perlu ada kekhawatiran untuk berwisata di Bali.

“Bali sudah berpengalaman menghadapi travel advisory atau travel warning dan semacamnya. Dalam kondisi terburuk untuk tiga tahun terakhir seperti saat erupsi Gunung Agung saja pariwisata Bali bisa bertahan dan kembali bergeliat,” kata Dewa Susila.

“Jadi kita tidak perlu terlalu khawatir hanya karena travel advisory pada kerusuhan 22 Mei di Jakarta. Sebab tidak ada dampaknya di Bali,” imbuh pria yang dikenal getol menyuarakan pengembangan sport tourism di Bali yang merupakan “the sleeping giant” atau raksasa tidur pariwisata Bali.

Namun tetap diharapkan semua stakeholder khususnya para pelaku pariwisata Bali ikut mengkampanyekan dan menunjukkan bahwa Bali is Still Safe ke dunia internasional.

Pendekatan persuasif dan komunikasi yang aktif perlu tetap berkelanjutan harus dilakukan dengan para travel agent, pihak kedutaan, dan stakeholder pariwisata terkait lainnya di negara-negara yang mengeluarkan travel advisory ini.

“Kita harus bersama-sama menjaga pariwisata Bali,” tandas Dewa Susila yang dikenal sukses mendorong adanya kerja sama luar negeri antara KONI Bali dan Dewan Olahraga Provinsi Jeju, Korea Selatan dalam meningkatkan prestasi altet Bali. (wid)