Denpasar (Metrobali.com)-

Program studi baru, Diploma-4 (D4) Desain Fashion Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar terus berupaya menyempurnakan konsep kurikulum mata kuliahnya. Ini sebagai wujud dalam menggugah para mahasiswanya dalam menggali, melestarikan dan mengembangkan potensi kearifan budaya lokal di bidang fashion tradisional Bali. Demi penguat identitas Bali dalam menumbuhkan nilai-nilai adiluhung dari kekuatan ruh dan taksu kebudayaan Bali, serta daya saing terhadap budaya global. Sebagai wahana diplomasi ataupun jembatan budaya dunia.

Program studi dari fakultas seni rupa dan desain ini bahkan melibatkan para pengajar dari kalangan profesional terkait bidang fashion seperti designer, illustrator, maupun patter making. Mengingat, leaning outcomes dari program studi ini adalah mencetak generasi kreatif dan inovatif yang profesional di bidang fashion mulai dari designer, textile designer, fashion illustrator, pattern making, fashion journalist, maupun fashion consultant.

Para dosen pengajar program studi ini terdiri atas Tjok Istri Ratna Cora, Dewa Ayu Sri Suasmini, Ida Ayu Sri Sukmadewi, Drs. I Made Radiawan, Nyoman Dewi Pebryani, dan Dewa Ayu Leliana Sari. Kemudian dosen profesional seperti Tjok Abi, Rico Ananta, Drs, Anak Agung A. Mayun, Putu Aliki, dan Ibu Jenuk.

Para lulusan D4 Desain Fashion ini nantinya menyandang gelar Sarjana Sains Terapan Desain Fashion (SST.DFs). Hebatnya lagi, para lulusan D4 Desain Fashion ini nantinya langsung dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan magister pascasarjana (S2).

Kepada koran ini, Tjok Istri Ratna Cora, selaku Ketua Program Studi Desain Fashion (D4) ISI Denpasar menegaskan bahwa pengajaran dalam program studi ini lebih menekankan pada terapan atau vokasi. Berbeda dengan pengajaran pada pendidikan S1 yang mengutamakan keilmuan.

Bahkan, beragam pengajaran pun diberikan pada program studi D4 Desain Fashion ini, seperti workshop kartun, seni lukis, kriya seni dan lainnya. Terutama yang dapat memperkaya keilmuan di bidang desain fashion. “Sehingga ke depannya lulusan desain fashion tidak seperti katak dalam tempurung, melainkan mampu bersaing seiring perubahan peradaban zaman itu sendiri,”harapnya. IJA-MB