Foto: Anggota Badan Sosialisasi MPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang akrab juga disapa Gus Adhi saat mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI.

Badung (Metrobali.com)-

Anggota Badan Sosialisasi MPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang akrab juga disapa Gus Adhi menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Yayasan Ngurah Rai, Kerobokan, Kabupaten Badung, Rabu (2/12/2020).

Kegiatan ini digelar secara tatap muka dengan peserta terbatas mengutamakan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dan juga secara virtual. Acara diikuti oleh Aparatur Pemerintahan se-Kecamatan Kuta Utara, di Kerobokan, Badung.

Empat pilar yang disosialisasikan yaitu, Pancasila sebagai Dasar Ideologi Negara, UUD Tahun 1945 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Sosialisasi Empat Pilar ini sengaja melibatkan ASN (Aparatur Sipil Negara) dan para perangkat pemerintah di Kecamatan Kuta Utara karena Gus Adhi ingin menguatkan pemahaman Empat Pilar ini di kalangan yang merupakan ujung tombak pelayan masyarakat.

Apalagi survei Alfara pada 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 14,9 persen PNS tidak setuju Pancasila. Karenanya diharapkan hal ini tidak sampai terjadi di Bali. Karenanya sosialisasi empat pilar MPR RI juga menjadi upaya serius mencegah kalangan ASN dan aparatur pemerintahan pelayanan masyarakat ini  agar tidak terpapar radikalisme

Gus Adhi mengungkapkan empat pilar MPR RI merupakan empat landasan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang terdiri dari landasan ideologi, konstitusi, persatuan dan kesatuan, serta semangat keberagaman sebagai modal sosial membangun kekuatan bangsa Indonesia.

“Empat pilar ini adalah landasan kita dalam kehidupan bermasyarakat. Jika salah satu pilar tidak ada, lemah, goyah maka kekuatan bangsa ini akan pincang. Maka sosialisasi harus terus kita lakukan ditengah-tengah masyarakat,” kata Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI ini.

Gus Adhi mengungkapkan tantangan empat pilar MPR RI saat ini sangat berat ditengah ada upaya-upaya dari berbagai pihak yang ingin merongrong Pancasila. Hal itu terlihat dari berbagai sumber yang menyebut paham radikalisme, ekstremisme, maupun kilafah sudah menjalar ke berbagai sendi kehidupan.

Penelitian dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarief Hidayatullah Jakarta yang menunjukkan bahwa 63 persen guru memiliki opini intoleran terhadap agama lain.

Tak hanya itu, Ryamizard Ryacudu saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan menyebutkan bahwa sebanyak 3 persen anggota TNI juga terpapar ekstrimisme. Kemudian survei Alfara pada 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 14,9 persen PNS tidak setuju Pancasila.

Berdasarkan Pusat Studi Islam dan Tranformasi Sosial (CISFrom) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, 36,5 persen mahasiswa Islam setuju dengan khlifah. Terakhir,  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2018 mengemukakkan bahwa tujuh kampus di Indonesia juga terpapar eksrimeme agama.

Gus Adhi, Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, lingkungan hidup, kehutanan dan kelautan ini mengaku khawatir dengan berbagai dampak ketidakhadiran negara dalam penguatan mental ideologi bangsa.

“Ini dampak ketidakhadiran negara dalam pembinaan mental ideologi bangsa. Karena itu dalam sosialisasi kali ini kita sasar aparatur pemerintahan karena mereka pelayan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat sehingga bisa ikut mensosialisasikan empat pilar MPR RI,” ujar Gus Adhi.

Pihaknya melihat bahwa MPR mempunyai peran penting sekali sehingga harus hadir untuk mengisi kekosongan tersebut. Hal inilah yang juga menjadi dasar bagi Ketua MPR periode 2009-2014  Taufik Kiemas bahwa MPR harus mengisi kekosongan  dengan sosialisasi empat pilar.

Gus Adhi menegaskan Empat Pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah landasan yang harus selalu dipegang, diperkuat, dan menjadi dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kita akan terus membumikan empat pilar ini ke semua kalangan karena dia (empat pilar, red) adalah jati diri bangsa. Ingat bangsa yang tidak memegang kuat falsafah bangsanya dalam hal ini Pancasila, maka negara itu akan hancur,” pungkas Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali ini. (dan)