Panusunan Siregar-Kepala BPS Kalteng-DeTAK (1)

Denpasar (Metrobali.com)-

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali memprediksikan produksi kedelai di daerah ini tahun 2014 mengalami penurunan 5,33 persen dibandingkan produksi tahun sebelumnya.

“Berkurangnya produksi kedelai itu sebagai akibat berkurangnya luas panen yang mencapai 299 hektare,” kata Kepala BPS Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Selasa (29/7).

Ia mengatakan, kondisi itu juga sebagai akibat menurunnya produktivitas per satuan hektare 0,15 kwintal atau 1,13 persen. Berkurangnya luas panen sebagai akibat menurunnya minat petani menanam kedelai.

Selain itu adanya penundaan tanam di wilayah potensi kedelai di Kabupaten Klungkung akibat adanya pembangunan perbaikan irigasi.

Panasunan Siregar menambahkan, angka tetap produksi kedelai di Bali selama 2013 juga mengalami penurunan sebesar 777 ton biji kering atau 9,46 persen dibandingkan produksi tahun sebelumnya.

Luas tanaman kedelai berkurang 739 hektare (11,65 persen), terutama pada subround I (Januari-April) dan subround III (September-Desember) 2013. Berkurangnya produksi kedelai tu antara lain dipicu menurunnya volume program bantuan langsung benih unggul dari pemerintah pusat dan daerah serta harga yang belum menjanjikan.

Realisasi kedelai selama subround I-2013 periode Januari-April merosot 220 ton atau 22,61 persen sebagai akibat sisa tanaman tahunan sebelumnya berkurang.

Sedangkan pada subround II-2013 periode Mei-Agustus mengalami peningkatan sebesar 4.467 ton atau 12,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun ketika memasuki subround III-2013 periode September-Desember kembali menurun 1.024 ton atau 28,83 persen.

Kepala Dinas Pertaninan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardana dalam kesempatan terpisah menambahkan, pihaknya mempunyai sasaran untuk mampu memproduksi 9.484 ton biji kedelai tahun 2014, meningkat 27,59 persen dari produksi tahun 2013 yang tercatat 7.433 ton.

Peningkatan produksi itu dilakukan dengan memperluas tanaman kedelai dan meningkatkan produksi persatuan hektare. Panen kedelai tahun ini diharapkan bisa mencapai 7.619 hektare, meningkat 35,96 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat 5.604 hektare.

Sedangkan produktivitas diharapkan bisa mencapai 12,45 kuintal per hektare.

Pengembangan palawija termasuk kedelai sebagai tanaman sela yakni padi-padi dan palawija setiap tahunnya.

Tanaman kedelai dalam tiga tahun terakhir juga menurun dari 9.000 hektare menjadi hanya 7.000 hektare dan tahun ini diharapkan bisa mencapai 9.484 hektare.

Kurangnya gairah petani mengembangkan palawija, khususnya kedelai dipicu oleh faktor musim basah, yakni lebih banyak hujan.

Dengan demikian petani cenderung menanam padi, karena tersedianya air yang memadai, disamping secara ekonomis lebih menguntungkan. Jika tanaman kedelai berkurang, otomatis tanaman padi meningkat, karena petani tetap mengolah lahannya secara maksimal, tutur Wisnuardana.

Bali hingga kini memiliki lahan pertanian seluas 81,744 hektare tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di Bali yang dimanfaatkan secara maksimal untuk mengembangkan tanaman padi dan palawija termasuk kedelai. AN-MB