simulasi bencana (2)Mangupura (Metrobali.com)-

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung kembali menggelar simulasi bencana di desa Kedonganan tepatnya di SD No. 3 Kedonganan, Kamis (11/8) kemarin. Kegiatan ini langsung dihadiri Kepala BPBD Badung I Nyoman Wijaya dan hadir Forum Pengurangan Resiko Bencana Provinsi Bali selaku fasilitator.

Dalam kesempatan tersebut Wijaya menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai penguatan kapasitas dalam rangka pembentukan sekolah aman bencana. Dengan mengambil tempat di SD 2, 3 dan 4 Kedonganan, karena lokasinya ada di pesisir pantai, dan Kuta merupakan daerah pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia.

Dalam kegiatan simulasi kali ini akan diberikan cara menghadapi bencana gempa bumi yang ada kaitannya dengan tsunami. Diketahui bersama bahwa jarak dari pantai menuju sekolah ini hanya berjarak sekitar 500 meter, karena hal tersebut maka sekolah ini jelas merupakan zona beresiko terhadap gempa bumi dan tsunami. Kedepannya diharapkan warga sekolah yang dikoordinir oleh kepala sekolah yang merupakan ujung tombak untuk memperkuat kapasitas dalam rangka penguatan sekolah aman bencana ini, harus mempunyai pengetahuan tentang cara menghindari, menghadapi dan memperkecil dampak yang akan terjadi akibat bencana baik itu gempa bumi, tsunami ataupun bencana lainnya. “Bencana tidak bisa kita cegah kapan datangnya, untuk hal tersebut maka sangat diperlukan kesiapsiagaan semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama menyikapi akibat yang mungkin ditimbulkan oleh bencana tersebut,” ungkapnya.

Kepala Sekolah SD 3 Kedonganan I Nyoman Sukadana menyampaikan ucapan terima kasih karena dengan diadakannya kegiatan simulasi ini sangat bermanfaat khususnya bagi anak-anak. Dan kegiatan simulasi ini juga akan dijadikan pedoman dan pembelajaran seandainya terjadi bencana. Dikatakan pula bahwa kegiatan seperti ini agar terus berkelanjutan sehingga semua masyarakat memahami dan mampu menerapkan hal-hal yang bisa dipakai untuk menghindari dan memperkecil resiko bencana.
“Sekolah kami terletak di zona merah yang merupakan daerah rawan bencana, untuk itu kami mohon agar pemerintah terus memperhatikan gedung sekolah kami,” harapnya. RED-MB