Matahari

Denpasar (Metrobali.com)-

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III/Denpasar memperkirakan bahwa posisi matahari yang berada di utara khatulistiwa sebagai penyebab udara di Australia dan Bali dingin.

“Saat ini angin tenggara yang berasal dari Australia melewati Bali,” kata prakirawan BMKG Wilayah III/Denpasar, Anak Agung Putu Eka Putra Wirawan, di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu (16/7).

Dari pemantauan BMKG di wilayah Australia pada Rabu pagi udara di negara benua itu diprediksi mencapai 7-10 derajat Celcius.

Menurut dia, angin dari benua kanguru itu membawa massa udara yang dingin dan kering serta membawa sedikit massa uap air.

Akibatnya, lanjut dia, kurangnya uap air itu menyebabkan sedikit partikel uap air yang menyerap radiasi (energi) matahari.

“Energi yang dipancarkan matahari akan diserap oleh permukaan atau partikel di udara, baik itu debu, karbondioksida, dan uap air yang mengikat panas. Karena sedikit uap air, maka yang mengikat panas juga sedikit,” imbuhnya.

Selain itu, saat malam dengan kondisi cerah dan sedikit awan, maka energi yang diserap pada siang hari akan dilepas langsung ke angkasa pada malam hari.

Indikator tersebut, kata dia, menyebabkan cuaca di Pulau Dewata selama beberapa hari belakangan lebih dingin, baik saat pagi, sore, maupun malam dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Lebih lanjut, Putra Wirawan menjelaskan bahwa rata-rata suhu minimum saat pagi hari di Pulau Dewata diperkirakan mencapai 21-23 derajat Celcius.

Sedangkan cuaca tiga hari mulai Rabu untuk wilayah Pulau Dewata, suhu minimum saat pagi hari diperkirakan mencapai 19-22 derajat Celcius dan maksimum 32 derajat Celcius.

“Di Negara, Kabupaten Jembrana, Selasa (15/7), suhu minimum saat pagi hari tercatat 19 derajat Celcius,” katanya.

BMKG Wilayah III Denpasar memperkirakan cuaca dingin yang terjadi di Pulau Dewata pada awal Juli 2014 diperkirakan akan terjadi hingga pertengahan Agustus 2014. AN-MB