bkkbn

Jakarta (Metrobali.com)-

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa bonus demografi bisa menjadi “berkah” bagi bangsa Indonesia bila kualitas sumber daya manusia (SDM) dipersiapkan sejak dini.

“Seandainya kualitas SDM tidak dipersiapkan maka bonus demografi bisa menjadi bencana,” kata PLT Kepala BKKBN Ambar Rahayu usai acara seminar nasional “Bonus Demografi Anugerah atau Musibah” di kantor BKKBN di Jakarta, Senin (27/4).

Ambar menjelaskan, bonus demografi diperkirakan terjadi pada 2020 hingga 2030.

Dia menjelaskan, bonus demografi adalah kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar dibanding penduduk nonproduktif (0-14 dan 65 tahun ke atas).

Kondisi ini dapat dilihat dari rasio ketergantungan terendah, yaitu 100 penduduk usia produktif hanya menanggung sekitar 44 usia nonproduktif.

Hal ini terjadi karena menurunnya jumlah anak yang dimiliki keluarga Indonesia. Itu artinya beban yang ditanggung penduduk produktif makin sedikit.

Kondisi tersebut, dinilai membuka peluang dan potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan tersedianya penduduk usia produktif yang melimpah.

“Muaranya, tak lain adalah meningkatnya kualitas dan kesejahteraan penduduk,” katanya.

Di Indonesia, kata dia, berbagai upaya telah dilakukan untuk menyiapkan generasi muda yang merupakan tonggak penduduk usia produktif.

“Program pemerintah ditujukan untuk mengembangkan potensi generasi muda, yang berjumlah 65 juta atau sekitar 28 persen dari jumlah penduduk berdasarkan atas sensus 2010,” katanya.

Program Keluarga Berencana, tambah dia, yang dilaksanakan secara resmi mulai tahun 1970 telah melahirkan transisi demografi yang merubah struktur usia penduduk secara signifikan.

Dia juga mengatakan, bonus demografi sebesar itu memiliki peluang membebaskan ratusan juta orang dari kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup serta mendorong kemajuan ekonomi.

“Investasi untuk generasi muda, yang dibutuhkan untuk menghasilkan bonus demografi, adalah perlindungan hak, termasuk hak reproduksi, peningkatan kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi dan seksual,” katanya.

Selain itu, peningkatan keterampilan serta pengetahuan untuk membangun kemampuan generasi muda.

“Investasi tersebut juga dapat mempercepat penurunan angka kelahiran, yang dapat mempercepat peralihan demografi,” katanya. AN-MB