DR Ketut Mardjana, Praktisi dan Tokoh Kepariwisataan Bangli.

Bangli (Metrobali.com) –

 

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Bupati Bangli dalam siaran YouTube nya beberapa waktu lalu terkait masih diperlukan waktu untuk membuka pariwisata Bangli dan apabila masyarakat hendak berwisata ke Bangli harus wajib Rapid Test membuat Aliansi Kebangkitan Pariwisata (AKP) Bangli dan PHRI Bangli gusar dengan hal tersebut, pasalnya hal ini bertentangan dalam rangka mendukung keputusan pemerintah untuk membuka beberapa kawasan pariwisata konservasi, pengelola dan pengunjung lokasi wisata wajib untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Bukankah seruan tersebut menjadi bertolakbelakang Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/382/2020, tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum yang disahkan pada Jumat (19/6/2020) lalu yang secara implisit mendukung bergeraknya stimulus ekonomi daerah,” kata DR Ketut Mardjana, Praktisi dan Tokoh Kepariwisataan Bangli kepada Metrobali.com, Rabu (24/6/2020).

Menurutnya, Pihaknya menyesalkan dan merasa prihatin atas kebijakan dan pernyataan Bupati Bangli tersebut yang dinilai terlambat disaat orang dengan bersemangat memulai tatanan ‘New Normal’ sehingga timbul kepanikan dan keraguan yang berkembang di ranah media sosial.

“Pernyataan tersebut seolah mengubah New Normal menjadi New Nightmare (mimpi buruk yang baru), sebab untuk mempersiapkan protokol kesehatan kami sudah menghabiskan biaya dan energi yang tidak sedikit,” terang Mardjana.

Seperti diketahui, Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Selasa (23/6) telah menyatakan secara luas bahwa bagi pengelola kawasan pariwisata, penting untuk melakukan pembersihan secara berkala. Termasuk disinfeksi pada area, sarana, dan peralatan yang digunakan secara bersama.

Dalam implementasinya, pengelola harus menyediakan fasilitas cuci tangan menggunakan sabun yang memadai dan mudah diakses, mengecek suhu tubuh pengunjung di pintu masuk, dan memperbanyak media informasi tentang penerapan protokol kesehatan di lokasi pariwisata.

Selain itu, Dokter Reisa juga mengingatkan pengelola untuk memperhatikan para pekerja di lokasi wisata agar terlindung dari penularan COVID-19.

“Memastikan para pekerja SDM pariwisata memahami cara melindungi diri dari penularan COVID-19 dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Jaga kebersihan pribadi seperti sering cuci tangan, konsumsi makanan bergizi, rutin olahraga, dan cukup istirahat,” jelasnya.

Kemudian, bagi pengelola juga wajib memperhatikan beberapa hal seperti pembatasan jumlah pengunjung baik secara umum maupun di tempat dan fasilitas tertentu, jarak antar pengunjung, jam operasional, mengoptimalkan ruang terbuka untuk tempat transaksi, dan penggunaan pembatas atau partisi di lokasi pembelian tiket atau customer service.

Selanjutnya, Dokter Reisa mengutarakan pesan untuk para pengunjung lokasi pariwisata agar tetap aman selama berkunjung di lokasi wisata.

“Bagi kita pengunjung, pastikan diri dalam kondisi yang sehat sebelum melakukan kunjungan ke lokasi daya tarik wisata. Apabila sakit, dirumah saja, istirahat yang cukup dan pastikan imunitas kembali dan tubuh fit sebelum memutuskan keluar rumah,” tuturnya.

Selama di lokasi wisata, pengunjung diminta untuk memperhatikan penggunaan masker dan tidak mengajak orang-orang yang rentan terhadap penularan COVID-19.

“Pastikan menggunakan masker selama berada di lokasi daya tarik wisata, hindari mengajak anak yang belum bisa menggunakan masker dengan baik dan benar. Hindari mengajak orang-orang yang rentan terhadap penularan COVID-19, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta,” terang Dokter Reisa.

Lebih lanjut, dia juga menghimbau pengunjung untuk tetap melakukan protokol kesehatan saat kembali ke rumah masing-masing.

“Setelah tiba di rumah, terapkan protokol kedatangan seperti mandi dan ganti pakaian, dan jangan lupa bersihkan peralatan yang dibawa keluar seperti handphone, kacamata, tas, dan barang-barang lainnya dengan disinfektan,” imbau Dokter Reisa.

 

Pewarta : Hidayat
Editor : Hana Sutiawati