Denpasar (Metrobali.com)-

Keberadaan bandara  baik air port maupun sea port merupakan salah satu infrastruktur vital dalam kehidupan masyarakat modern yang sangat penting dan strategis. Demikian disampaikan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, saat menerima Tim Penyusun Buku historis Bandara Ngurah Rai dari PT Angkasa Pura I, Syamsudin Haesy, dan Handy Heryudhitiawan, di ruang kerjanya, Selasa (30/7).

“Kita bisa bayangkan kalau sampai ini tidak ada, akses kita pasti terhambat. Apalagi Bali sebagai salah satu tujuan wisata dunia dan sebagai koridor 5 MP3EI (Masterplan  Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia), maka posisi Bali sangat penting bagi daerah lainnya di Indonesia khususnya wilayah timur, “ demikian urai Pastika.

Menurut Gubernur perluasan BNR Tuban ini selain  sesuai  fungsi bandara juga telah mengakomodasi nilai-nilai lokal (local genius), yang menjadi spirit Bali melalui ornamen dan arsitekturnya. “Oleh karena itu ketika perluasan pembangunan dimulai kita upayakan ini bisa masuk untuk menjaga taksu Bali,” demikian ujarnya.

Gubernur berharap dengan beroperasinya bandara baru membawa dampak positif bagi masyarakat Bali sehingga mereka merasakan manfaatnya secara nyata.

“Kita taulah, PT. Angkasa Pura I , pasti memperoleh benefit yang tinggi  dengan Bandara Ngurah Rai terbukti mampu menyusui bandara yang lain. Oleh karena itu kita berharap adanya komunikasi  yang baik dalam rangka  program CSR-nya. Masih banyak masyarakat miskin di Bali yang perlu mendapatkan bantuan sehingga hal ini segera dapat kita entaskan,” Demikian pungkasnya.

Rencananya akan diterbitkan 2 buah Buku dalam rangka peresmian Bandara International Ngurah Rai yang akan datang.  Buku pertama akan mengulas perkembangan Bandara Ngurah Rai Pra perluasan yang dimulai dibangun sejak Tahun 1930, dan buku berikutnya mengulas pasca perluasan. DP-MB