Kentel Gumi (1)

Klungkung (Metrobali.com)-

Dengan tujuan untuk Keselamatan dan Keharmonisan Alam Upacara Yasa Kerti Pemelepeh Jagat digelar dan dipusatkan di Pura Agung Kentel Gumi di Desa Banjarangkan, Klungkung Sabtu (1/3) tadi pagi. Upacara Karya ini dihadiri langsung oleh Gubernur Bali, Wakil Gubernur Bali, Bendesa Agung MDP (Majelis Desa Pakraman) dan Petajuh MDP, Perwakilan DPRD Provinsi yang dihadiri oleh Made Arjaya, serta Perwakilan dari Seluruh Kepala Daerah seluruh Bali dan jajaran SKPD Provinsi Bali. Dalam kesempatan tersebut Bupati Klungkung I Wayan Suwirta dan Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta hadir serta jajaran SKPD Kabupaten Klungkung hadir sebagai Upasaksi dalam Upacara Karya Pemelepeh Jagat.

Sebelum Upacara Karya Agung Pemelepeh Jagat digelar, didahului dengan acara Peringatan 10 Tahun MDP Bali dan Peringatan 30 tahun LPD Bali. Dalam kegiatan Acara ini para Bendesa Desa Pakraman dan Pengurus LPD seluruh Bali dihadirkan bersifat perwakilan. Dalam laporan Ketua Panitia Karya Dr. I Gusti Made Ngurah menyampaikan pelaksanaan Upacara Pemelepeh Jagat sesungguhnya sudah pernah dilakukan di masa lalu, sehingga perlu dilaksanakan lagi sekarang.

Dilaksanakan Upacara Yasa Kerti serta Pemelepeh Jagat yang dipusatkan di Pura Agung Kentel Gumi ini didasari beberapa peristiwa alam dan peristiwa kemanusiaan yang menimpa kehidupan manusia di sekitar kita. Peristiwa yang dimaksud tersebut seperti Banjir Bandang, Tanah Longsor di beberapa tempat di kabupaten Buleleng, Angin Puting Beliung di Denpasar selatan, Gianyar dan Klungkung, seorang Sulinggih dibunuh oleh Putranya, Seorang Ayah dibunuh putranya saat “Ngerehang” (menarikan) Rangda, perkelahian antar kelompok, membuang bayi dan sebagainya.

Berdasarkan hal-hal tersebut muncul pemikiran bahwa perlu kiranya dilakukan perenungan dan doa mohon ampun, mohon keselamatan dan keharmonisan alam beserta isinya dalam bentuk kegiatan Upacara Agama disertai doa dan sembahyang bersama seluruh masyarakat. Para Sulinggih Sabha Purohita Bali member pandangan/pemikiran berdasarkan pengalaman dan sastra agamaterutama dalam petunjuk Roga Sengara Gumi bahwa peristiwa yang terjadi merupakan cirri-ciri alam dan masyarakat jaman Kali Yuga dijaman globalisasi saat sekarang ini.

Hal yang sama juga disampaikan dalam oleh Bendesa Agung MUDP Jero Gede Suwena Putus Uphadesa mengatakan Upacara Pemelepeh Jagat ini memiliki maknanya adalah kita memohon ampun Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas peritiwa yang terjadi kemungkinan besar ada banyak hal yang kita lakukan diluar aturan-aturan agama atau etika adat yang patut kita sikapi untuk penjelamaan untuk menjadi lebih baik dan lebih disomiakan sehingga kegiatan ini dilaksanakan. SUS-MB