Mangupura (Metrobali.com)-

Pemerintah Kabupaten Badung menggelar kegiatan gerakkan penghijauan penanaman pohon di Subak Abian Gandasari, Br. Nyelati, Desa Kuwum, Mengwi, Jumat (18/11). Penanaman pohon ini dalam rangka hari menanam pohon Indonesia yang dikaitkan dengan Puncak Penghijauan Konservasi Alam Nasional (PPKAN) dan Gerakan Bhakti Penghijauan Pemuda (GBPP). Gerakkan pengijauan tersebut dihadiri Wakil Bupati Badung Drs. I Ketut Sudikerta, Kasdim Badung Mayor Infantri Mustakim serta melibatkan SKPD Badung, unsur Kodim Badung, Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala), Sispala, krama subak dan para siswa.

Kadis Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Badung Ir. I G A K Sudaratmaja,MS melaporkan, sebagai upaya mendukung peringatan hari menanam pohon indonesia dan bulan menanam nasional dengan tema ”One Billion Indonesian Trees (OBIT)” ini, Pemkab Badung melaksanakan penanaman serentak sebanyak 174.164 pohon terdiri dari tanaman kayu-kayuan seperti mahoni, jati, gmelia, albesia, kejimas dan tanaman ”multi purpose tree spesies” seperti mangga, manggis, durian dan lain-lain yang tersebar diseluruh kecamatan disesuaikan dengan agroklimatnya. Sementara pada kegiatan penanaman di Subak Abian Gandasari, ditanam sebanyak 3.414 pohon. Hal ini merupakan strategi pengembangan hutan/kebun rakyat di Badung melalui pengembangan hutan dan kebun yang bernilai ekonomis, ekologis untuk pemulihan lahan yang marginal/krisis, sekaligus memberdayakan masyarakat pedesaan. Disamping itu, untuk mengubah prilaku keterampilan anak usia dini dan generasi muda dalam mendukung upaya rehabilitasi lahan serta pelestarian lingkungan, digalakkan program ”Kecil Menanam dan Dewasa Memanen”.

Sementara Bupati Badung dalam sambutannya yang disampaikan Wabup. Sudikerta mengatakan, penanaman pohon secara serentak ini, pada dasarnya bertujuan menghentikan laju deforestasi, konservasi sumber daya genetik tanaman dan upaya pemulihan lahan kritis. ”Dengan semangat kebersamaan dan dukungan segenap unsur masyarakat untuk memperbaiki lingkungan, maka kegiatan ini harus dan terus kita lakukan sehingga lahan kritis, agak kritis dan potensial kritis yang berada di lahan-lahan masyarakat, dapat kita hijaukan kembali,” katanya. Dengan kegiatan hari menanam nasional, khususnya pengembangan hutan yang bernilai ekonomis atau hutan rakyat yang dikombinasikan dengan tanaman berfungsi ganda, disatu sisi diharapkan mampu mengurangi laju deforestasi dan menjaga daerah konservasi. Disisi lain, juga diharapkan mampu memberdayakan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat pedesaan dan adanya pertumbuhan ekonomi pedesaan. ”Konsep pembangunan hutan rakyat ini dikenal dengan istilah ” Wanatani atau Agroforestri,” jelasnya. (GAB-MB)