Denpasar (Metrobali.com) 

Kini para pelaku dan praktisi konstruksi dapat dengan mudah melakukan perhitungan volume (Quantity Take-off). Output dari software ini adalah volume material bangunan, estimasi biaya proyek, 3D Model, dan Analisa Harga Satuan. Hal tersebut terungkap dalam “Seminar Aplikasi Teknologi Building Information Modelling (BIM) dalam Menyambut Revolusi Industri 4.0″ yang memaparkan tentang pengetahuan dasar BIM kemudian perkembangan teknologi BIM secara global dan trendnya di Indonesia, serta menjelaskan bagaimana implementasinya yang digelar Tunas Jaya Sanur Group dan Glodon Indonesia.

“Seminar dihadiri oleh 70 peserta dari kalangan PT Tunas Jaya Group mulai dari Tim Project (Project Manager, Site Manager, Site Engineer & QS Project), tiga anak perusahaan mereka (PT. CEE, PT. MGP & PT SJU), serta 3 kantor cabang mereka (Cabang Mataram, Batam & Jakarta),” kata Bagas Dewantara, Account Manager PT. Glodon Technical Indonesia di Denpasar, Jum’at(31/1/2020).

Menurutnya, Seminar ini memaparkan tentang pengetahuan dasar BIM kemudian perkembangan teknologi BIM secara global dan trendnya di Indonesia, serta menjelaskan bagaimana implementasi BIM pada fase tender & fase konstruksi. Pada hari berikutnya, para peserta diperkenalkan dengan software Cubicost yang merupakan software dengan teknologi BIM yang unggul dalam melakukan perhitungan volume (Quantity Take-off). Output dari software ini adalah volume material bangunan, estimasi biaya proyek, 3D Model, dan Analisa Harga Satuan.

“PT Tunas Jaya Sanur Group merupakan kontraktor swasta pertama di Bali yang mengadopsi teknologi BIM dalam rangka penerapan Revolusi Industri 4.0, oleh karena itu, Seminar ini diselenggarakan untuk mengenalkan teknologi BIM kepada para staff PT Tunas Jaya Sanur Group yang berada di proyek, anak perusahaan dan kantor cabang di daerah lainnya,” terang Bagas.

Para peserta seminar melakukan trial software dengan dibimbing oleh Tim Glodon Indonesia. Sehingga para peserta mampu merasakan langsung keunggulan dari software Cubicost terutama dalam hal kemudahan operasional software (easy interface), kecepatan melakukan perhitungan volume, dan melihat hasil 3D model nya. Hal ini menjadi salah satu keistimewaan Cubicost yang menarik perhatian para peserta karena hasil hitungan yang mendetail, kecepatan dalam melakukan perhitungan volume dan visual 3D yang memudahkan penggunanya ketika melakukan perhitungan volume.

“Perkembangan BIM di Indonesia mengalami kemajuan pesat di 3 tahun belakangan ini. Pemerintah dan para stakeholder di industri konstruksi sudah mulai menyadari akan pentingnya beralih dari metode tradisional menuju ke Digital Construction. Ini hanya masalah waktu saja, negara tetangga seperti Malaysia dan Singapore kini pembangunan konstruksi nya sudah 80% lebih menggunakan teknologi BIM dan kita bisa lihat sendiri sejauh mana industri konstruksi mereka berkembang pesat” pungkasnya. (hd)