MetroBali

Selangkah Lebih Awal

Al-Jaafari: Jutaan Warga Suriah Mohon Mereka Dibebaskan dari Terorisme

Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut Presiden Suriah Bashar al-Assad saat pertemuan mereka di resor Black Sea (Laut Hitam) di Sochi, Rusia, Kamis (17/5/2018). (Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS)

 

Nur-Sultan, Kazakhstan (Metrobali.com)-
Kepala delegasi Suriah ke pembicaraan Astana, Dr, Bashar Al-Jaafari pada Jumat (2/8) mengatakan Suriah takkan menunggu selamanya sampai rezim Turki melaksanakan kewajibannya sejalan dengan ketentuan Astana dan Kesepakatan Sochi mengenai Idlib,

Ia menekankan jutaan warga Suriah di Provinsi Idlib memohon kepada negara Suriah agar membebaskan mereka dari terorisme.

Al-Jaafari mengatakan dalam satu taklimat pada akhir pembicaraan babak ke-13 diAstana mengenai penyelesaian krisis di Suriah, demikian laporan Kantor Berita Suriah, SANA –yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu. “Kami telah melakukan pembicaraan intensif dengan penjamin Iran dan Rusia dan pertemuan lain di sisi pertemuan Astana … semuanya penting penting dan memberi dampak positif pada komunike akhir, yang dipandang sebagai yang terbaik buat Suriah melalui jalur Astana dalam hal isi politiknya dan cara jalur tersebut melakukan pendekatan pada situasi di Suriah.”

Al-Jaafari menekankan bahwa rezim Turki terus menduduki beberapa bagian Suriah dalam pelanggaran terhadap ketentuan Astana, Kazakhstan –menetapkan dipatuhinya keutuhan wilayah, kedaulatan dan persatuan Suriah. Ia menunjuk kepada pelaku teror yang didukung oleh rejim Turki terus mencuri relik dari Daerah Afrin ke Turki.

Diplomat senior Suriah itu juga mengatakan Suriah, yang didukung oleh sekutunya, berhasil mengusir Da’esh (ISIS) dan banyak kelompok teror lain dari wilayahnya. Ia menambahkan bahwa setiap klaim mengenai apa yang dinamakan koalisi tidak benar dan dia menegaskan penguasa pendudukan Israel terlibat dalam rancangan teroris yang mengincar Suriah dan terus mendukung kelompok teroris di negeri tersebut.

Al-Jaafari menjelaskan bahwa Suriah mendesak semua pihak dalam pembicaraan Astana agar memikul tanggung-jawab mereka dan menekan Turki agar melaksanakan ketentuan Astana dan Kesepakatan Sochi mengenai Idlib.

Kepala delegasi Suriah juga mengatakan baik Turki maupun Amerika Serikat tidak berhak untuk berbicara mengenai setiap jengkal wilayah Suriah, sementara mereka melanggar hukum internasional dan PIagam PBB karena kehadiran tidak sah mereka di wilayah Suriah.

Ia menyampaikan penolakan terhadap setiap klaim separatis oleh pihak mana pun apapun dalih mereka, sebab persatuan bangsa Suriah dan dan koordinasi dengan Pemerintah Suriah adalah dasar buat kontra-terorisme. (Antara)