Para nelayan di Pantai Gumicik, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati Gianyar sudah satu bulan lamanya tidak pergi melaut.
Gianyar (Metrobali.com)-
Akibat angin kencang dan gelombang tinggi yang menerjang pantai selatan Bali, para nelayan di Pantai Gumicik, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati Gianyar sudah satu bulan lamanya tidak pergi melaut. Kini, sekitar 50-an nelayan di Pantai Gumicik beralih menjadi pembudidaya lele serta buruh bangunan.
Wayan Puja, salah seorang pemerhati nelayan di Pantai Gumicik, Ketewel, mengatakan bahwa sebelum adanya angin kencang yang melanda tangkapan ikan oleh nelayan sangatlah bagus. “Bahkan para nelayan sampai kewalahan ketika menerima pesanan ikan Anyar Ketewel, namun bagaimana lagi, sekarang angin kencang melanda dan para nelayan disini belum berani melaut, ” ujarnya, Kamis (9/7/2020).
“Bila nelayan masih memaksakan untuk pergi melaut, maka itu beresiko sangat tinggi terseret arus atau perahu terbalik. Ikan juga kemungkinan tidak dapat, ” imbuhnya.
Dikatakannya bahwa, untuk mengisi waktu selama tidak melaut. Para nelayan di Pantai Gumicik beralih profesi sementara agar perekonomian mereka tetap berjalan, “Ada yang memperbaiki alat tangkap, service perahu, bertani dan bahkan ada juga yang membudidayakan lele serta buruh bangunan, ” tuturnya.
Diprediksikan, angin kencang ini akan berlangsung sampai dengan awal bulan Agustus 2020 mendatang. “Kali ini perubahan musim angin kencangnya lebih lama. Awal Agustus mungkin baru bisa mereda,” katanya.
Para nelayan di Pantai Gumicik-pun dikatakan sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini, “Mungkin karena musim, memang para nelayan disini sudah terbiasa, ” ucapnya.
Namun, yang ditakutkan oleh para nelayan akibat angin kencang dan gelombang tinggi ini adalah tempat tambatan perahu rusak akibat diterjang ombak. “Memang saat ini ombaknya tidak seperti tahun lalu, ini tidak terlalu besar. Akan tetapi, nelayan was-was kalau pada saat malam hari perahunya disapu ombak, ” pungkasnya.
Bahkan para nelayan di Pantai Gumicik, Ketewel, ini sudah mengajukan untuk adanya tanggul pantai sehingga para nelayan dapat menambatkan perahunya dengan tenang. “Sudah sempat kami ajukan, namun karena adanya pandemi Covid-19 mungkin saja realisasinya lebih lama, ” ujarnya.
Pewarta : Catur
Editor : Whraspati Radha