Foto: Tokoh muda Klungkung I Putu Agus Putra Sumardana yang juga caleg DPRD Bali dari Partai Hanura dapil Klungkung nomor urut 2.

Klungkung (Metrobali.com)-

Tokoh muda Klungkung I Putu Agus Putra Sumardana yang juga caleg DPRD Bali dari Partai Hanura dapil Klungkung nomor urut 2 mendorong Pemerintah Kabupaten Klungkung dan pengelola desa wisata agar lebih kreatif mengembang desa wisata di daerahnya.

Hal  ini agar keberadaan 18 desa wisata yang ada di Klungkung tidak seperti jalan di tempat, mandeg apalagi sampai mati suri. Sebab diyakini desa wisata ini bisa menjadi salah satu ujung tombak untuk mempercepat pembangunan pariwisata Klungkung yang berbasis community based tourism (pariwisata berbasis masyarakat).

“Agar desa wisata ini bergeliat, konsep pengembangannya harus kreatif dan inovatif. Jadi konten dan daya tarik wisata yang dikembangkan dan dikemas juga harus kekinian dan hitz,” kata Agus Putra Sumardana ditemui di sela-sela simakrama bersama warga di Klungkung, Sabtu (23/3/2019).

Maka ia menyarankan agar desa wisata di Klungkung juga mampu mengembangkan destinasi digital dan nomadic tourism yang saat ini memang menjadi trend khususnya juga untuk menggarap segmen pasar turis atau wisatawan milenial baik domestik maupun mancanegara.

“Desa wisata juga harus mulai menggarap segmen wisatawan milenial dengan semakin banyak mengembangkan destinasi digital dan nomadic tourism. Sebab mereka adalah turis masa depan dan jumlahnya makin banyak,” tegas tokoh muda asal Banjar Kaleran, Desa Bumbungan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung yang baru saja melepas masa lajang ini.

Destinasi digital adalah konsep wisata yang dipersiapkan untuk generasi milenial dengan menyajikan tempat wisata yang unik dan instagramable. Konsep tersebut diluncurkan oleh Kementrian Pariwisata (Kemenpar) RI yang bekerjasama dengan Generasi Pesona Indonesia (GenPi).

Destinasi digital sendiri menjadi suatu kebutuhan yang perlu dihadirkan di setiap destinasi wisata di Indonesia untuk para milenial. Sebab, milenial sudah menjadikan media sosial sebagai bagian dari hidup mereka.

Sementara Nomadic tourism merupakan pariwisata yang bersifat temporer atau berpindah-pindah baik dari sisi aksesnya maupun amenitasnya seperti akomodasinya. Hal ini yang bisa diterapkan untuk menjangkau destinasi alam potensial di kepulauan atau daerah terpencil yang sulit dijangkau.

Nomadic tourism kini tengah menjadi trend dan hits terutama di kalangan generasi milenial. Bahkan ini akan menjadi primadona baru pariwisata ke depan. Sejumlah daerah di Bali pun sangat potensial mengembangkan nomadic tourism ini.

“Destinasi digital dan nomadic tourism sangat pas dikembangkan di desa wisata Klungkung dengan berbagai daya tarik dan potensi yang dimiliki. Ini juga pas dengan karakteristik wisatawan atau turis milenial yang gemar dengan hal-hal baru dan suka selfie untuk memenuhi media sosial seperti Instagram,” terang Agus Putra Sumardana.

Untuk itu ia berharap ada pemetaan di masing-masing desa wisata sejauh mana potensi destinasi digital dan nomadic tourism untuk bisa dikembangkan lebih lanjut. Disinilah diperlukan peran aktif Pemkab Klungkung melalui Dinas Pariwisata Klungkung bersama pengelola desa wisata dan stakeholder pariwisata terkait lainnya.

“Pemda Klungkung jangan seperti hit and run. Hanya tetapkan desa wisata tapi ditinggal tidak diperhatikan. Ya mereka bisa mati suri,” kata Agus Putra Sumardana mengingatkan.

Harus Selektif Tetapkan Desa Wisata

Di sisi lain Agus juga berharap ke depan Pemkab Klungkung lebih selektif dalam menetapkan desa wisata. Harus ada analisis kesiapan masyarakat dari berbagai aspek. Salah satunya yang krusial adalah keberadaan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Selain memang juga SDM pengelola dan potensi daya tarik wisata yang bisa dikembangkan.

“Jangan hanya gagah-gagahan Pemkab Klungkung tetapkan desa wisata tapi ujung-ujungnya mati suri. Dan hanya jadi desa wisata papan nama tak ada daya tarik dan tanpa kunjungan wisatawan,” kritiknya lagi.

Ia menegaskan tidak hanya cukup ditetapkan dan diberi label desa wisata oleh pemerintah daerah. Namun juga secara bersama-sama baik pemerintah maupun kelompok masyarakat dan stakeholder pariwisata terkait harus bersinergi memajukan desa wisata di Klungkung.

Saat ini tercatat ada sebanyak 18 desa wisata di Kabupaten Klungkung dari total 59 desa/kelurahan yang ada. Hal ini sesuai Perbup Nomor 2 Tahun 2019 telah menetapkan sebanyak 18 desa wisata di Klungkung. Dimana sebanyak 9 desa wisata di antaranya berada di Klungkung daratan dan 9 lainnya berada di Kepulauan Nusa Penida.

Desa wisata ini yakni Desa Wisata Tihingan, Desa Wisata Timuhun, Desa Wisata Bakas, Desa Wisata Kamasan, Desa Wisata Tegak, Desa Wisata Gelgel, Desa Wisata Besan, Desa Wisata Pesinggahan, Desa Wisata Paksebali.

Selanjutnya Desa Wisata Jungut Batu, Desa Wisata Lembongan, Desa Wisata Desa Ped, Desa Wisata Batukandik, Desa Wisata Tanglad, Desa Wisata Pejukutan, Desa Wisata Batununggul, Desa Wisata Kelumpu, dan Desa Wisata Suana.

Pewarta : Widana Daud

Editor : Whraspati Radha