hasim

Denpasar (Metrobali.com)-

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hasyim Djojokusumo menjelaskan sedikitnya ada empat agenda besar tantangan Indonesia ke depan. Ia memaparkan, menurut data statistik Bank Dunia, sekitar 100 juta rakyat Indonesia masih miskin dan melarat. 

“34 persen di bawah usia 5 tahun kekurangan gizi. 56 persen di NTT kurang gizi dan kelaparan. Yang mengherankan di Ibukota 28 persen anak-anak hidup kurang gizi. Padahal provinsi paling kaya,” kata Hasyim di sela pengukuhan Relawan Darma Putra di Denpasar, Sabtu 14 Juni 2014.

Jika sejak anak-anak sudah kekurangan gizi, maka ia meyakini kelak ketika mereka tumbuh dewasa akan jauh tertinggal dari segala aspek. “10 atau 15 tahun lagi kalau mau melamar kerja, mereka sudah divonis tidak bisa lolos, karena otak mereka terganggu karena kelaparan tadi itu,” imbuhnya.

Menurut dia, hal tersebut merupan sesuatu yang sangat luar biasa. Dan, hal itu akan segera ditanggulangi oleh Prabowo-Hatta jika terpilih kelak.

Pada saat yang sama, ia melanjutkan, sistem pendidikan nasional Indonesia dinilai paling jelek di dunia. “Tahun lalu ada studi di Inggris dari 40 negara terpenting dalam hal pendidikan. Pendidikan terbaik nomor pertama ditempati Finlandia, diikuti Korea Selatan, Hong Kong, Jepang, Singapura,” papar dia.

Lantas, kata dia,  Di mana peringkat Indonesia dari hasil penelitian tersebut? Ternyata, Indonesia menempati sistem pendidikan paling terburuk, yakni dinomor 40. “Dianggap paling jelek. Ini tantangan luar biasa agar anak dan cucu kita bisa hidup dengan baik,” kata Hasyim.

Saat ia berkunjung ke Wongiri, Sragen dan Karanganyar baru-baru ini, Hasyim mengaku bertemu guru honorer. Menyedihkan, mereka ternyata hanya menerima gaji sebesar Rp50 ribu tiap bulannya. Ratusan ribu guru di Indonesia masih digaji sangat tak manusiawi. Rata-rata guru honorer mendapat gaji Rp150 ribu perbulan. Bagaimana bisa mendidik kalau guru tidak dapat upah layak.

“Prabowo-Hatta berkomitmen memberikan tambahan Rp1 juta bagi 1 orang guru honorer tiap bulannya. Dan, akan terus ditambah lagi. Tujuannya mengejar ketertinggalan dari Finlandia, Korsel, Jepang, Singapura dan lainnya,” ucap Hasyim. 

“Tidak boleh lagi terjelek. Ini haram untuk kita,” tambahnya. Hal lainnya yang akan menjadi prioritas adalah soal lapangan pekerjaan. Dari data yang dimilikinya, 3 juta orang Indonesia bekerja di Malaysia, Singapura dan negara tetangga lainnya. Sementara 1 sampai 2 juta bekerja di Timur Tengah. “Prabowo berkomitmen agar mereka tak perku ke luar negeri lagi untuk mencari pekerjaan. Percuma punya pendapatan besar tapi miskin. Yang penting adalah mutu dan kualitas hidup kita,” tutur Hasyim. 

Hal selanjutnya yang akan menjadi perhatian Prabowo-Hatta adalah aspek lingkungan hidup. Hasyim memaparkan jika 58 juta hektar Indonesia sudah dalam kondisi hancur. Tiap tahunnya kehancuran itu bertambah 1,3 hektar. “Kita susah air bersih. Di Bandung, Jawa Tengah susah air. 58 juta hektar akan kita hijaukan kembali. Dan, kita akan pulihkan lagi sumber air bersih kita,” papar Hasyim. JAK-MB