Klungkung (Metrobali.com) 

 

Persoalan adanya pemalakan jatah preman di wisata Diamond BeacH Nusa Penida sejatinya tidak boleh terjadi disaat pariwisata Bali sedang berusaha bangkit dari keterpurukan. Yayasan Kesatria Keris Bali (YKKB) Wilayah Klungkung Unit Nusa Penida sangat menyayangkan serta tidak mendukung adanya tindakan-tindakan yang mengarah pada suatu bentuk kekerasan di Nusa Penida.

Seperti diketahui, diduga oknum pentolan ormas di Nusa Penida ternyata meminta sejumlah ‘upeti’ minta jatah 50 persen dari tiket masuk tempat wisata Diamond Beach.

“Kami warga Nusa Penida adalah warga yang cinta damai dan pulau yang penuh dengan spiritual jadi sangat bertentangan dengan karakter kami di Nusa Penida, dan saya yakin itu adalah sekelompok orang atau individu bukan atas nama warga masyarakat Nusa Penida, dan saya sebagai ketua unit Yayasan Kesatria KERIS Bali di Nusa Penida sangat konsen menjaga warisan leluhur dan ingin mengembangkan Nusa Penida dengan menjaring para investor agar mau hadir dan berinvestasi di Nusa Penida,” kata I Putu Ari Adi Antara, Ketua Yayasan Kesatria Keris Bali (YKKB) Wilayah Klungkung Unit Nusa Penida, Selasa (15/2/2022).

Kasus pengancaman dan dan konon disertai perusakan yang dilakukan pentolan ormas tertentu tersebut sangatlah memprihatinkan semua pihak ditengah upaya pemulihan pariwisata Bali.

“Sekali lagi kami mewakili YKKB dan warga Nusa Penida meminta maaf apabila ada oknum-oknum yang tidak bisa menjaga dan membuat keresahan di masyarakat dan para investor di Nusa Penida,” kata Arik geram.

Perbuatan yang bersangkutan sangatlah menimbulkan keresahan dan ketakutan dari pengusaha sekitar dan pasti akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan.

“Harapannya, semoga tidak ada terlulang kembali kasus yang memalukan bagi kami warga Nusa Penida yang mana melakukan perbuatan pengerusakan kepada investor yang sudah mau berinvestasi di Nusa Penida ini. Dan jaminan YKKB hadir di Nusa Penida akan ikut menjaga Nusa Penida ini dari cara-cara premanisme,” pungkasnya. (hd)