Denpasar (Metrobali.com) –

 

Insiden demo yang yang dilakukan oleh mahasiswa Papua beberapa waktu lalu yang berakhir dengan kericuhan sejatinya tak perlu terjadi lagi dikemudian hari di Tanah Bali, dan semestinya tak elok rasanya jika ada pihak-pihak yang memanfaatkan momentum tersebut untuk ‘show force’ namun akhirnya masyarakat Bali yang dirugikan. Untuk mahasiswa Papua, silahkan mengungkapkan aspirasi apapun namun hendaknya tidak boleh menyatakan pendapat untuk merdeka atau memisahkan diri dari NKRI.

Hal tersebut dikemukakan Ketut Ismaya Putra, Ketua Yayasan Kesatria Keris Bali (YKKB) saat menemui salah satu anggota YKKB bernama Ketut Bagiada, korban dari insiden demo Papua tersebut di Tayangan Channel YouTube dari akun @Ismaya Jaya Yayasan Kesatria Keris Bali yang diunggah Senin (6/12/2021).

Terlihat beberapa memar dan jahitan di kepala dan lengan Ketut Bagiada yang sungguh diluar dugaannya karena kebetulan pagi itu dirinya sedang mengantar sang istri yang sehari-harinya bekerja di kawasan Renon Denpasar, tapi malangnya saat melintas di pinggir area demo malah dirinya yang menjadi bulan-bulanan amuk mahasiswa yang berdemo.

“Berbagai sabetan dari tongkat kayu dan bambu menghujani tubuh saya, tapi Astungkara berkat lindung Sang Hyang Widi Wasa akhirnya Tyang selamat dari tragedi itu,” ungkap Bagiada.

Semula dirinya enggan melaporkan kejadian yang menimpanya kepada pihak kepolisian namun dengan berbagai pertimbangan dan saran dari Jro Bima atau Ketut Ismaya maka akhirnya dirinya memberanikan diri untuk melaporkannya setelah sebelumnya menuju rumah sakit dan meminta surat keterangan Visum et repertum.

“Saran saya kejadian itu harus dilaporkan, agar dikemudian hari, tidak boleh ada lagi pernyataan demo dari pihak manapun bilamana bertujuan untuk merdeka atau memisahkan diri dari NKRI tercinta, dan untuk pihak-pihak yang katanya ingin menjaga tanah Bali jangan sampai malah melakukan reaksi yang justru membuat kami menyama Bali malah menjadi korbannya,” tegas Ismaya.

Pihaknya merasa miris dengan aksi dan reaksi yang berdampak buruk pada persepsi orang terhadap Bali, bahkan terjadi sehari sebelum Presiden Jokowi tiba di Bali untuk serangkaian kegiatannya.

Tayangan channel YouTube yang baru tersebut ditonton sebanyak 3,7 ribu penonton meskipun diunggah baru 7 jam penayangan. Channel tersebut telah di Subscribe sebanyak 49,8 ribu Subscriber dari berbagai penjuru daerah bahkan luar negeri.

Pewarta : Hidayat