Foto: Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali Komang Gede Subudi.

Denpasar (Metrobali.com)-

Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali mengapresiasi dan mendukung penuh sejumlah program dan kebijakan yang diambil Gubernur Bali Wayan Koster terkait lingkungan dan kehutanan sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Gubernur Koster mengaku sudah menyusun road map, program penghijauan di sejumlah kawasan di Bali. Baik berupa penanaman hutan baru, taman maupun pemanfaatan lahan tidak produktif, seperti di pinggir-pinggir jalan.

Hal inipun disampaikan Gubernur Koster saat bertemu dengan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen Kemen LHK) Alue Dohong dalam acara Welcome Dinner di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Jumat (23/10/2020).

“Program dan kebijakan Pak Gubernur sangat visioner dan progresif dalam menyelamatkan, menjaga dan melestarikan alam lingkungan Bali serta mewujudkan Bali Clean and Green,” kata Ketua BIPPLH Bali Komang Gede Subudi kepada Metro Bali, Sabtu (24/10/2020).

BIPPLH Bali juga siap terlibat aktif dalam upaya dan komitmen Gubernur Bali mewujudkan target 30 persen kawasan hijau di Bali. Karenanya menghijaukan lahan-lahan tidak produktif misalnya juga lahan aset Pemprov Bali yang belum terkelola dianggap salah satu strategi tepat.

Selain itu BIPPLH juga mendorong agar kawasan hijau di perkotaan juga bisa diperbanyak dengan menciptakan lebih banyak hutan kota. Selain sebagai paru-paru kota yang menyediakan oksigen segar bagi warga kota, keberada hutan kota ini dianggap penting sebagai ruang publik, tempat warga berekreasi, melepas penat hingga jadi sarana berolahraga.

“Perbanyak hutan kota, taman kota lengkapi dengan fasilitas olahraga. Maka tidak hanya lingkungan yang lestari tapi masyarakat juga jadi lebih sehat,” imbuh Subudi yang juga Pembina Yayasan Bakti Pertiwi Jati (YBPJ), yayasan yang bergerak pada pelestarian situs ritus Bali.

Dengan demikian BIPPLH menilai paradigma pembangunan yang diusung Gubernur Koster sangat berpihak pada pelestarian lingkungan demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan mewariskan lingkungan yang lestari pada anak cucu.

Paradigma pembangunan yang berakar pada visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali ini dinilai juga sejalan dengan paradigma baru dalam pengelolaan ekonomi berkelanjutan dan memperhatikan aspek lingkungan yakni sirkular ekonomi.

Sirkular ekonomi adalah sistem ekonomi yang ramah pada lingkungan. Tujuan dari sirkular ekonomi adalah mempertahankan nilai sebuah produk agar dapat digunakan berulang-ulang tanpa menghasilkan sampah melalui cara mendaur ulang (recycling), dan penggunaan kembali (reuse).

“Jadi kami di BIPPLH siap mengawal dan mendukung paradigma pembangunan dari Pak Gubernur Bali yang berbasis pelestarian lingkungan untuk mewujudkan ekonomi sirkular. Artinya pengembangan ekonomi dan investasi di Bali jangan sampai ada yang merusak dan mengorbankan lingkungan,” ungkap Subudi.

Seperti diberitakan sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster memaparkan sejumlah kebijakan terkait lingkungan dan kehutanan sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Gubernur Koster mengatakan bahwa dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali terkandung konsep Wana Kertih yang merupakan upaya untuk melestarikan hutan.

“Jadi kami berupaya betul untuk mencapai target 30 persen dari total Provinsi Bali adalah kawasan hijau. Dan selanjutnya kami rencanakan ke depannya, kalau bisa tidak ada lahan terbengkalai yang tidak produktif di Bali,” ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.

Tak sekedar penghijauan, Gubernur Koster juga merancang kawasan hijau yang terdiri dari tanaman endemik Bali, tanaman herbal hingga tanaman yang berguna sebagai sarana upakara.

“Jadi berguna untuk kesejahteraan hingga kesehatan masyarakat, lebih jauh sebagai bagian dari citra baik Bali sebagai kawasan wisata dunia,” tambahnya. (wid)