Keterangan foto: Gubernur  Bali  terpilih periode 2018-2023 Dr. Ir. I Wayan Koster M.M., (nomor 2 dari kanan) saat konferensi pers usai menjadi pembicara dalam ICMEM 2018 yang digelar SBM ITB di Padma Resort Legian, Kuta, Kamis (9/8/2018) yang juga dirangkai dengan IBEC 2018.

 

Kuta (Metrobali.com)-

Gubernur  Bali  terpilih periode 2018-2023 Dr. Ir. I Wayan Koster M.M., mengatakan dalam masa kepemimpinan selama lima tahun ke depan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali akan melakukan standarisasi di berbagai aspek untuk menunjang peningkatan kualitas kepariwisataan dan kehidupan masyarakat Bali. Standarisasi ini dilakukan dalam upaya untuk mensejajarkan diri dengan negara-negara maju seperti Jepang maupun Singapura.

“Bali tidak kalah dengan Jepang. Bali juga akan bersaing dengan Singapura dalam standar kehidupan. Jadi semua aspek pariwisata dan kehidupan masyarakat Bali akan distandarkan,” kata Koster dalam paparannya saat menjadi salah satu pembicara dalam International Conference on Management in Emerging Markets (ICMEM) 2018 yang digelar Sekolah Bisnis dan Manajemen  Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) di Padma Resort Legian, Kuta, Kamis (9/8/2018) yang juga dirangkai dengan International Business Engineering Conference (IBEC) 2018.

Ditemui kembali saat konferensi pers dengan wartawan, Koster menegaskan standarisasi tersebut sangat penting dan vital dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pariwisata serta kehidupan masyarakat Bali. Nantinya standarisasi ini akan menyangkut berbagai aspek seperti infrastruktur penunjang pariwisata, keamanan, kesehatan, kenyamanan, cara hidup, maupun makanan yang dikonsumsi wisatawan supaya sehat dan aman.

Transportasi yang berkaitan dengan traveling atau perjalanan wisatawan juga akan distandarisasi. Mobilnya harus standar dari sisi usia, tingkat kenyamanannya, ataupun desain interiornya.

“Hotel juga harus kita standarisasi. SDM pariwisata seperti pegawai hotel restoran, guide, supir travel harus juga distandarisasi baik menyangkut kemampuan teknis atau skill profesinya, etika maupun estetikanya,” imbuh Koster

Dengan demikian diharapkan kepariwisataan di Bali betul-betul akan standar secara menyeluruh. Upaya standarisasi tersebut, kata Koster, adalah bagian strategi dalam membangun pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Baik dari aspek pelayanan maupun apapun yang menjadi kebutuhan wisatawan.

“Termasuk wisatawan yang ke Bali pun harus berkualitas. Tinggal lebih lama dan berbelanja lebih banyak, mengeluarkan biaya lebih tinggi,” tegasnya.

Bagi Koster selama ini belum ada standarisasi dalam segala aspek kepariwisataan Bali. Hal itu tentu akan berdampak buruk pada kualitas pariwisata Bali. “Misalnya bahu jalan dan ketebalan aspalnya, trotoarnya belum standar. Lalu keindahan dan kebersihannya juga belum standar,” terangnya.

Menurut Koster standarisasi ini sangat mendesak agar Bali tertata dengan apik. “Kalau di Surabaya pohon dan tamannya yang tertata. Nanti di Bali tidak hanya taman tapi keseluruhan aspek. Ini agar Bali menjadi tempat orang mencari kedamaian, kebahagiaan dan surga di dunia,” imbuhnya.

Saat ditanya seperti apa standar yang akan digunakan dan seperti apa patokannya, Koster menjelaskan masing-masing aspek akan mempunyai standar tersendiri. Patokan atau acuan standar tersebut bisa menyesuaikan standar yang sudah ada di Kementerian. Termasuk Pemprov Bali juga bisa menyusun standar sendiri.

“Kita bisa mengambil referensi dari Kementrian. Atau kita bikin normanya, standarnya sesuai kebutuhan Bali,” tegas Koster.

Saat ditanya soal kapan target seluruh standarisasi aspek kepariwisataan ini bisa terwujud, Koster meyakini hal itu akan tercapai dalam masa kepemimpinannya lima tahun ini yakni hingga 2023. “Dalam lima tahun ini kami kerjakan. Ada yang cepat dalam hitungan bulanan. Ada yang tahunan,” katanya optimis.

Maka langkah awalnya adalah dengan menyiapkan regulasi terlebih dahulu. Baik berupa peraturan daerah (perda) maupun peraturan gubernur (pergub).

Koster mencontohkan dalam waktu dekat akan diterbitkan pergub mengenai penggunaan aksara Bali di kantor dan fasilitas umum. Lalu pergub tentang penggunaan bahasa dan busana Bali bagi para pegawai dan masyarakat di hari-hari tertentu.

“Berikutnya kami akan mengeluarkan peraturan gubernur tentang pengelolaan sampah dari hulu ke hilir terutama di hulu. Kami juga akan mengeluarkan pergub pelarangan penggunaan bahan-bahan plastik supaya lingkungannya bersih. Energi listrik yang akan dikembangkan di Bali juga ramah lingkungan yakni energi gas atau  bahan bakar dari energi terbarukan,” papar mantan Anggota Komisi X DPR RI itu.

Terkait ada kekhawatiran keterbatasan anggaran dalam mewujudkan standarisasi itu, Koster optimis tidak semua membutuhkan anggaran besar. “Kita bisa bersinergi dengan para pihak. Masyarakat juga bisa diajak bergotong royong,” tandas Koster.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur  Bali  terpilih periode 2018-2023 Dr. Ir. I Wayan Koster M.M., menjadi salah satu pembicara dalam International Conference on Management in Emerging Markets (ICMEM) 2018 yang digelar Sekolah Bisnis dan Manajemen  Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) di Padma Resort Legian, Kuta, Kamis (9/8/2018) yang bertema “Digital Integration and Business Sustainability in Emerging Markets”. Kali ini ICMEM juga  digelar bersamaan dengan International Business Engineering Conference (IBEC) ke-2 yang mengangkat tema “Business Engineering and Industry 4.0 in a Global Economy”.

Di hadapan ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi berbagai negara dan juga para pelaku industri, Koster menyampaikan paparannya terkait dengan tema “Tourism Industry in Digital Era”. Ia pun mengapresiasi dua konferensi internasional ini. Koster bahkan mengaku siap akan mengadopsi hasil konferensi ini untuk diterapkan mempercepat kesejahteraan masyarakat dan pembangunan Bali sesuai visi “Nangun Sad Kertih Loka Bali.”

“Selamat melakukan konferensi. Saya tertarik mendapat laporan hasilnya agar bisa kami adopsi untuk perencanaan pembangunan Bali dan mempercepat kesejahteraan masyarakat sesuai visi Nangun Sad Kertih Loka Bali,” kata Koster dalam paparannya.

Pewarta : Widana Daud

Editor : Whraspati Radha