Jumpers

Mangupura (Metrobali.com)-

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Badung saat ini tengah mensosialisasikan pembentukan desa atau kelurahan tangguh bencana melalui Forum Pengurangan Resiko Bencana.

Masyarakat yang tangguh bencana menurut Kepala BPBD Kabupaten Badung I Nyoman Wijaya, adalah masyarakat yang mampu mengantisipasi dan meminimalisasi kekuatan yang merusak melalui adaptasi.

Karena itu pembentukan desa yang tangguh bencana mengacu pada Peraturan Kepala BNPB nomor 1 tahun 2012 tentang pedoman desa/kelurahan tangguh bencana, ada 16 prinsip antara lain: bencana adalah urusan bersama, berbasis pengurangan risiko bencana, pemenuhan hak masyarakat, masyarakat jadi pelaku utama, dilakukan secara berpartisipasi, mobilisasi sumber daya lokal, inklusif, berlandaskan kemanusiaan, keadilan dan kesetaraan gender, keberpihakan pada kelompok rentan, transparansi dan akuntabilitas, kemitraan, multi ancaman, otonomi dan desentralisasi pemerintahan, pemaduan ke dalam pembangunan berkelanjutan, diselenggarakan secara lintas sektor.

Jauh Wijaya memaparkan, berdasarkan peta administrasi desa/kelurahan yang berisikan daerah berdampak yang memperlihatkan zona aman, zona bahaya dan tempat evakuasi. Sampai tahun 2014, 18 desa/kelurahan di pesisir pantai kabupaten Badung telah memiliki peta evakuasi.

“Sampai tahun 2014, kabupaten Badung telah memiliki 4 kelurahan tangguh bencana. Ke-4 kelurahan tersebut telah dilengkapi dengan Dokumen RPB (Rencana Penanggulangan Bencana) dan Renkon (Rencana Kontijensi), ke-4 kelurahan itu adalah Tanjung Benoa, Kuta, Kelurahan Kedonganan dan Kelurahan Jimbaran,” jelasnya dalam Press Conference yang di selenggarakan di Puspem Badung, Kamis (11/9).

Selain membangun sebuah forum, antisipasi pihaknya dalam mengantisipasi terjadinya sebuah gempa terutama di wilayah pesisir pantai selatan, pihaknya telah memasang 5 unit sirine peringatan dini Tsunami bantuan BMKG wilayah III, yang di pasang di titik strategis yaitu di pantai Doble Six kelurahan Seminyak 1 Unit, pantai Kuta 1 unit, pantai Kedonganan 1 unit, BTDC 1 unit dan pantai Tanjung Benoa 1 Unit.

“Jarak yang bisa didengar ini misalnya di BTDC itu sampai ke Bukit Jimbaran kok, dan jangan salah kami juga memiliki tempat untuk evakuasi bencana di Sekolah Tinggi Pariwisata itu titik evakuasi kita dan jangan salah kami selalu tiap bulan tepatnya tanggal 26, sirine selalu kita lakukan pengecekan,” kata Wijaya.

Ditambahkan Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana kelurahan Kedonganan, I Wayan Yustisia Semara Riana, dokter hewan ini menjelaskan saat ini kelurahan Kedonganan merupakan wilayah yang paling rendah di kabupaten Badung. Karena itu, pihaknya menyambut baik adanya forum ini.

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Kesiagaan Bencana I Wayan Netra mengatakan karena Badung merupakan pusat pariwisata terutama di wilayah Badung Selatan, hotel-hotel yang memiliki kesadaran akan bencana dengan mandiri melakukan simulasi sejak dini.

“Sekarang ini yang sudah MoU di Tanjung Benoa 9 hotel, di Kuta 9 hotel, di kawasan Seminyak/Legian 11 hotel semua ini sudah ber SNI 9 skala ritcher kalau terjadi gempa bangunan ini kuat jadi sudah masuk katagori hotel anti bencana gempa,” jelasnya.

Dengan adanya pembentukan desa yang tangguh bencana ini diharapkan target kabupaten Badung yakni menjadi Kabupaten yang siaga bencana akan terwujud. SIA-MB