blh monkey forestGianyar (Metrobali.com)-

Dewasa ini permasalahan sampah telah menjadi salah satu masalah penting di Bali dan membutuhkan penanganan yang menyeluruh, komprehensif dan berkelanjutan.Terlebih Bali sebagai daerah tujuan pariwisata dunia, untuk itu permasalahan sampah harus mendapat perhatian serta partisipasi semua pihak dalam mengatasinya. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat dimulai dari aksi  pemilahan  sampah  organik dan non organik dari tingkat rumah tangga. Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Gede Suarjana dalam arahannya saat memberikan pembinaan persiapan lomba  Desa Unit Percontohan Pengelolaan Sampah di Rumah Kompos Padang Tegal, Desa Padang Tegal, Ubud, Gianyar, Jumat (9/3). Lebih jauh dalam arahanny , Kepala DLH menyampaikan bahwasannya berbagai upaya telah dilakukan Pemprov dalam penanganan sampah diantaranya dengan melakukan pemasangan Trashtrap (alat untuk penjaring sampah) di empat sungai diantaranya di Sungai Badung dan Sungai Pemogan dalam upaya mengurangi jumlah sampah yang masuk ke laut dan kedepannya dicanangkan untuk memasang alat tersebut di 401 sungai yang ada di Bali. ” Persoalan sampah sudah menjadi salah satu masalah bagi dunia pariwisata kita, untuk itu masyarakat saya harapkan sadar dan mau ikut berpartisipasi aktif dalam memilah sampah. Setiap rumah tangga saya harapkan mampu memilah serta mengolah sampahnya  secara mandiri, ” imbuhnya. Terkait pelaksanaan lomba Desa Unit Percontohan Pengelolaan Sampah, Suarjana menyampaikan bahwasannya terdapat beberapa kriteria dan aspek  dalam penilaian lomba nanti diantaranya, kriteria 3R yang meliputi aspek reduce, reuse, danrecycle, kriteria pengomposan yang meliputi aspek pengomposan di rumah tangga, pengomposan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) serta aspek pemanfaatan kompos.Tidak hanya itu, kriteria kebersihan, manajemen serta peran serta  masyarakat  akan pula menjadi kriteria dalampenilaian. Dengan kegiatan ini diharapkan terbentuk kesadaran dan disiplin masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup secara mandiri khususnyadalam hal pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga ,mengolah sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik untuk di daur ulang.” Mari kita tingkatkan partisipasi dalam pengelolaan sampah, bersama sama kita  wujudkan Bali yang bersih dan hijau, ” tuturnya. Hal senada juga disampaikan oleh Jero Bendesa Padang Tegal I Made Gandra  bahwasannya tempat pengelolaan kompos yang terletak tidak jauh dari kawasan wisata Monkey Forest ini sudah mulai dibangun pada tahun 2012 tergugah dengan kondisi Ubud sebagai daerah tujuan pariwisata terdapat banyak sampah menumpuk yang tentu saja mengurangi kenyamanan para wisatawan. Untuk itu diperlukan tempat pengelolaan sampah sendiri khususnya untuk sampah organik .Selain itu, pihaknya juga secara gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat dan mengajak masyarakat untuk merubah pola pikir untuk turut berpartisipasi dalam pengolahan sampah dengan melakukan pemilahan sampah organik dan non organik dari tingkat rumah tangga. Sementara itu Manager Rumah Kompos Padang Tegal Supardi Asmorobangun menyampaikan bahwa pihaknya secara rutin melakukan pembersihan sampah serta pemilahan sampah tersebut dengan melibatkan para generasi muda serta terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengolahan sampah dan  mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. ” Kita kurangi penggunaan sampah plastik. Terapkan Zero Waste,” pungkasnya. Acara pembinaan juga dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar, Perwakilan Camat Ubud, Lurah Padang Tegal, masyarakat serta undangan lainnya. AD-MB