Foto: Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta).

Denpasar (Metrobali.com)-

Banyak kalangan menilai selama ini pembangunan di Kota Denpasar berjalan di tempat (stagnan). Padahal, keberadaan Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali sebenarnya sangat kecil dibandingkan dengan kota-kota lainnya.

Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) pun menjadi harapan baru yang menghadirkan spirit perubahan demi akselerasi atau percepatan kemajuan Denpasar sebagai Ibukota Bali, Kota Internasional, Smart City (Kota Cerdas) dan Creative City (Kota Kreatif) Berdaya Saing dan Berbudaya.

Salah satu gebrakan nyata akan diusung dan segera dihadirkan paslon nomor urut 2 yang diusung Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai NasDem ini ketika terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota lima tahun ke depan adalah percepatan penataan wajah kota Denpasar.

“Denpasar ini sebenarnya ibarat gadis cantik tapi belum dikelola dengan baik. Wajah Kota Denpasar juga semrawut tak bisa dibilang cantik dan menawan,” kata Calon Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra.

Karenanya Amerta berkomitmen menata wajah Kota Denpasar menjadi Smart City yang terintegrasi, berbudaya dan berdaya saing. Salah satunya pada aspek smart enviroment (aspek lingkungan) yang menjadi perhatian serius Amerta adalah bagaimana menata kabel-kabel yang semrawut di udara Kota Denpasar.

Untuk mempercantik Kota Denpasar, Amerta berencana akan menerapkan sistem kabel bawah tanah (ducting). Selama ini, kabel listrik, telpon, dan internet yang membentang di sejumlah kawasan membuat Ibukota Provinsi Bali terlihat semrawut dan tidak rapi.

“Kita akan tata dan percantik wajah Kota Denpasar mulai dari kabel-kabel di udara kita buat nanti jadi sistem ducting, kabel bawah tanah,” ungkap Ngurah Ambara, Selasa (17/11/2020) usai kunjungan ke Gedung Pers Bali K. Nadha di Jalan Kebo Iwa 63A, Denpasar Barat untuk menemui pimpinan Kelompok Media Bali Post (KMB) ABG. Satria Naradha.

Ngurah Ambara yang juga seorang pengusaha ini mengatakan, pembangunan infrastruktur kabel, di Kota Denpasar belum tertata dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kota tampak semrawut akibat kabel dan mengurangi keindahan kota serta menjadi pemandangan yang tidak sedap juga bagi wisatawan yang mengunjungi Kota Denpasar.

Karena itu, bagi paslon Amerta, sistem ducting menjadi terobosan menjadi Smart City dalam hal pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan penataan wajah kota (Smart Enviroment).

“Untuk menata Kota Denpasar, kabel-kabel itu akan kami tata bekerjasama dengan pihak ketiga dari Iran untuk menerapkan ducting system. Semua kabel akan ada di bawah tanah, seperti goa konkret beton, tidak ada lagi kabel di udara,” imbuh Calon Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Made Bagus Kertha Negara melengkapi pernyataan pasangan Cawali Ngurah Ambara.

Bagus Kertha Negara pun menambahkan keberadaan “hutan tiang” penyangga kabel hingga adanya kabel kendor, terpasang melintangi jalan raya, dan kabel tergulung tidak terpakai, menjadikan kesan semrawut dan kumuh tertangkap oleh mata setiap orang yang tinggal maupun melintas di Kota Denpasar.

“Coba lihat di jalan By Pass Ngurah Rai, kabel sudah turun sekepala manusia tidak terurus, bayangkan itu dan tentunya sangat bahaya sekali. Bayangkan jika wisatawan asing melihat itu, mereka pun akan melihat dan menilai bahwa tidak adanya pengamanan, aspek safety first,” ungkap pria yang akrab disapa Sting ini.

“Kalau mau jadikan Denpasar sebagai Kota Metropolitan paling tidak yang begitu-begitu (urusan kabel) sudah selesai. Harapannya, seluruh kabel listrik udara yang ada di Kota Denpasar bisa diturunkan sehingga akan terlihat lebih rapi. Dengan kabel bawah tanah tidak ada lagi kabel yang terlihat semrawut,” imbuhnya.

Nantinya penerapan sistem ducting ini tidak hanya dilakukan untuk kabel listrik milik PT PLN saja tetapi juga diterapkan untuk kabel telepon atau fiber optik milik PT Telkom.

Bagus Kertha Negara mengakui untuk merealisasikan sistem kabel bawah tanah (ducting) memang membutuhkan anggaran yang cukup besar. Namun bukan berarti hal itu tidak mungkin dilakukan.

Jika Amerta dipercaya memimpin Denpasar untuk menghadirkan perubahan dan pembaharuan mewujudkan Denpasar yang Berseri (Bersih, Sejahtera dan Indah), maka penataaan kabel ini akan dilakukan dengan sistem investasi dengan pihak ketiga.

“Kami akan libatkan pihak ketiga dan sudah ada perusahaan asal Iran yang siap bersama kami menerapkan sistem ducting ini di Kota Denpasar,” beber Bagus Kertha Negara sembari menjelaskan walaupun investasi yang harus dikeluarkan untuk menerapkan sistem ducting kabel listrik cukup besar, namun hampir dipastikan biayanya perawatannya cukup murah selain juga tentunya jauh lebih aman.

Selain itu penataan kabel listrik dengan sistem ducting memiliki berbagai keunggulan bila dibanding dengan sistem kabel udara, yaitu mengurangi potensi gangguan eksternal yang bisa mempengaruhi pasokan listrik ke pelanggan. Sebagian besar gangguan listrik PLN disebabkan faktor eksternal seperti pohon, hewan atau kegiatan kegiatan konstruksi.

Sedangkan untuk sistem kabel udara memiliki kelemahan pada tingkat potensi gangguan yang cukup tinggi, namun untuk membangunnya tidak membutuhkan investasi yang besar dan lebih mudah mencari kerusakan jika terjadi gangguan. (ian)