suasana workshop

Bethesda Maryland, USA (Metrobali.com)-

200 murid sekolah Holton Elementary School sangat antusias mengikuti program tahunan sekolah dasar yaitu workshop tahunan budaya Bali ‘’Art Day’’ dengan mempelajari seni tari, gamelan angklung serta pengenalan budaya Bali secara umum pada tgl 12 Mei 2016 di Holton Amerika Serikatt. . Setiap akhir tahun pelajaran sekolah anak anak ini disuguhkan kegiatan budaya Bali dengan latihan sebanyak 7 kali pertemuan. Dalam akhir kegiatan anak-anak tersebut mempertunjukan keahlian mereka didepan publik terutama para orang tua dan kolega anak-anak tersebut.

Materi seni yang ditampilkan adalah seni tari pendet lengkap dengan bokor berisi bunga serta seni karawitan yaitu Gamelan Angklung. Dipilihnya gamelan angklung untuk mempermudah anak-anak mengenal gamelan karena lebih ringan dari insrument lainnya, serta suaranya yang bernada slendro 4 nada. Adapun jumlah instrumentnya sebagai berikut 8 pemade, 2 jegogan, 1 kendang, 1 gong dan 1 cengceng.

Bertindak sebagai guru pengajar adalah I Nyoman Suadin, Seniman Bali asal Tabanan yang telah menetap di Washinton DC Amerika Serikat sejak 1985. Sebagai seniman yang melakukan pembinaan bertahun-tahun di sekolah tersebut mengungkapkan keceriannya bahwa kesenian Bali khususnya tari Bali dan Gamelan mendapat antusias positif dari guru dan anak-anak tersebut. Ini terbukti dari eksisnya budaya Bali menjadi pilihan utama dalam kurikulum budaya dunia yang menjadi program ekstra kulikuler di sekolah tersebut.

nyoman suadin mengajarkan tari dan tabuh

‘’Anak-anak sangat ceria dan disiplin berlatih menampilkan kebudayaan kita. Budaya yang memiliki daya pikat bahkan pesona yang membuat orang menarik untuk mempelajarinya. Keunikan tersebut dapat dilihat dari gerak seledet mata, ekspresi wajah, agem, tandang yang menyebabkan menjadi berbeda dengan tarian yang lain. Tidak itu saja, gamelan sebagai bagian dari perkusi dunia dengan hentakan atau suara lembut keras, sangat menarik anak-anak untuk mempelajarinya ‘’ ujar Bli Nyoman yang disampaikan dalam wawancara lewat skype tersebut.

Banyak orang tidak mengira bahwa kegiatan yang dilakukan selangkah demi selangkah, tahap demi tahap bahkan bertahun-tahun membutuhkan kesabaran yang sangat tinggi. Mengajak anak-anak mencintai budaya Indonesia khusus kebudayaan Bali diperlukan energi dan dedikasi yang murni. Tanpa dedikasi tersebut akan sangat sulit untuk mencapai suksesnya setiap acara yang mana memerlukan tidak saja pengorbanan waktu tetapi juga perasaan.

anak anak sekolah belajar gamelan dan tari

Inilah yang disebut dengan mempromosikan kebudayaan Bali dengan ketulusan hati, mendedikasi diri dibidang kesenian Bali bertahun tahun keliling dari desa ke kota, dari sekolah dasar ke universitas, dari sanggar hingga lembaga seni sangat bermanfaat untuk masyarakat Amerika Serikat. Masyarakat Amerika disuguhkan tidak saja sebuah pertunjukan seni semata akan tetapi mengenal nila-nilai budaya Bali yang dipercaya sangat kaya dengan nilai kehidupan toleransi.

Sebagai masyarakat Indonesia sudah sepatutnya kita bangga dan ikut mengapresiasi seniman Bali yang sekarang ini ada sekitar puluhan seniman yang tersebar di berbagai sekolah di Amerika Serikat. Mereka dengan sabar, menebarkan seni kepada masyarakat Amerika sekaligus mempromosikan kebudayaan Indonesia yang terkenal akan budaya Nusantara yang adi luhung tersebut. (Ciaaattt – MB)