Foto diambil dari IG AMD: AMD (udeng putih) dan JK Junk Kresna Ketua Komunitas Milenial Dewata dan CEO AMD Express (baju biru udeng batik) saat bersama Wandhira Ketua Golkar Denpasar dan Pengurus lainnya.

Denpasar (Metrobali.com)-

Agung Manik Danendra AMD Tokoh Milenial Humanis Merakyat memang tidak asal ancam. Gugatan Class Action  (Gugatan Kelompok) kepada Ketua Tim Pemenangan Amerta Wayan Mariyana Wandhira yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kota Denpasar nyaris terdaftar di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar.

Dihubungi Wartawan Metro Bali Senin siang (14/12/2020)  AMD mengirimkan share location dirinya sedang berada di PN Denpasar. Saat itu AMD bersama tim advokat hendak mengajukan Gugatan Class Action kepada Wandhira dengan nilai gugatan tidak tanggung-tanggung yakni mencapai Rp 1 Triliun.

AMD menyebut sudah berkoordinasi dengan Panitera PN Denpasar mengenai hal ini dan rencananya tim advokat AMD juga akan melapor ke Polda Bali karena pernyataan Wandhira dianggap meresahkan masyarakat Kota Denpasar.

Sedianya Selasa besok (15/12/2020) AMD akan diterima dan direncanakan juga melayangkan surat ke Ketua DPRD Kota Denpasar  dan Ketua DPRD Bali, karena Wandira sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar aktif.

Namun akhirnya AMD menerima permintaan maaf Wandhira secara terbuka baik melalui media massa maupun perwakilan Wandhira yang berkali-kali menghubungi AMD menyampaikan perhomonan maaf dari Wandhira. AMD yang nyaris memasukkan gugatan langsung mencabutnya  ketika dikirimkan link berita permintaan maaf Wandhira secara terbuka melalui media massa.

Foto diambil dari FB AMD: Tampak AMD (udeng putih) bersama Ketua DPD Partai Golkar Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry dan pengurus lainnya.

AMD bersama Milenial Kota Denpasar menyebut Wandhira sebagai Ketua DPD Partai Golkar Denpasar  dan Ketua Tim Pemenangan Amerta tulus meminta maaf karena disamping secara terbuka, permintaan maaf juga disampikan melalui teman-temannya.

AMD menyampaikan berita itu kepada tim advokat dan Komunitas Milenial yang juga sudah menerima dengan baik permohonan maaf Wandhira. Komunitas Milenial Dewata bersama tim IT pun urung mengekspose di medsos mengenai berita pernyataan Wandhira yang menyebutkan Pilkada Denpasar anomali.

“Saya harapkan ini jadi pelajaran bagi para elit politik di Kota Denpasar, jangan buat pernyataan sembarangan, jangan menyakiti hati masyarakat Denpasar. Kalau paslon yang diusung kalah ya ngaca dong bro, jangan masyarakat yang disalahkan. Masyarakat Denpasar sudah cerdas menentukan pilihan dan memilih pemimpin,” kata AMD yang bernama lengkap Dr. Anak Agung Ngurah Manik Danendra, S.H.,M.H.,M.Kn.

AMD yang dikenal selalu peduli untuk Bali dengan dukungan milenial, tokoh adat merakyat yang mendapat dukungan Muslim Nusantara ini menyampaikan Pilkada di Bali Sukses dengan Shanti-Damai.

Pada kesempatan ini AMD menyampaikan sebagai Founder AMD.Camp think tank dari platform  digitalisasi UMKM yang sudah menerapkan AMD.Gratis, AMD.EBook, AMD.Express (User, Merchant/Toko Online, Layan Antar/Driver),  tanggal 12-12-2020 pukul 12.12.20 Wita resmi  telah meluncurkan IAMDBALI Market Place dan AMDFORUSCARD Card Digital di Gedung AMD Center Jalan Plawa Denpasar secara virtual.

Resmi di-launching 12-12-2020, AMD for Us AMD Milik Kita, Untuk Kita dan Lingkungan.

Begini Permohonan Maaf Wandhira

Seperti diberitakan sebelumnya dalam keterangan persnya yang disampaikan Wandhira kepada Metro Bali Senin siang (14/12/2020), Wandhira menyampaikan tanggapannya atas keberatan dari AMD dan  menyampaikan permohonan maaf kepada AMD.

Wandhira menjelaskan bahwa yang disampaikan dalam pemberitaan sebelumnya bukan menggeneralisasi masyarakat Denpasar, akan tetapi gelombang suara perubahan yang digelorakan oleh masyarakat yang ditemui luar biasa.

“Itu merupakan harapan bagi kami di tim untuk merealisasikan perubahan  melalui Amerta pada saat tanggal 9 Desember 2020 dengan perantara coblosan dari masyarakat yg menginkan perubahan,” kata Wandhira.

“Akan tetapi setelah selesai penghitungan suara di TPS se-Denpasar kita bisa melihat hasil yang didapat jauh dari harapan,” sambung Wandhira yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini.

“Jadi kita berpikir suara masyarakat yang begitu kencangnya ingin adanya perubahan di kota Denpasar ternyata tidak sesuai. Tentu ada yang harus dicermati disini. Masyarakat harus lebih cerdas berpolitik dan jangan sampai terkungkung oleh warna dan gambar,” terang Wandhira lebih lanjut.

Ini yang bagi Wandhira sepertinya ada anomali di Pilwali Denpasar sebagaimana pernyataannya yang diberitakan sebelumnya. “Sepertinya ada anomali di Pilkada Kota Denpasar, antara harapan dan hasil tidak seiring sejalan dengan apa yang kita pernah temui di masyarakat saat kampanye dan simakrama,” tuturnya.

“Dan jika kata anomali ini membuat Bapak AMD tersinggung dan saya sebagai Ketua Tim Amerta sejatinya hanya memberi penilaian untuk kegiatan kita ke dalam saat kita melaksanakan penggalangan suara di masyarakat,
kita sangat bersyukur Pilkada berjalan lancar tidak ada hambatan,” ungkapnya.

“Kita semua hanyalah mahluk Tuhan yang tidak terlepas dari kekurangan, maka kita diberikan akal yang sehat untuk menutupi kekurangan itu tentu dengan rasa saling menghargai dan memaafkan,” paparnya.

Ia pun lebih mengutamakan rasa persatuan, persaudaraan dan suasana kondusif di tengah masyarakat Denpasar. Karenanya Wandhira menyampaikan permohonan kepada AMD atas ada rasa ketersinggungan akibat pernyataannya.

“Kali ini jika tyang (saya) dianggap keliru oleh Pak AMD, tiang sangat menjujung tinggi rasa  persatuan dan persaudaraan. Agar jangan hanya karena sebuah kata maaf kita tidak lagi bersahabat dan bersaudara,” ungkapnya.

“Maka karena rasa ketersinggungan Pak AMD atas pernyataan tyang (saya) pada pemberitaan yang lalu tyang minta maaf dan tali silhturahmi kita tetap berjalan dan terjalin dengan baik,” pungkas Wandhira.(dan)