Wisuda VIII Royal Bali College, Lulusan Jadi Favorit Hotel Bintang Lima di Luar Negeri
Foto: Suasana Wisuda VIII LPK Royal Bali College di The Meru-Sanur, Kota Denpasar, Senin 23 Desember 2024.
Denpasar (Metrobali.com)-
LPK Royal Bali College menggelar Wisuda VIII di The Meru-Sanur, Kota Denpasar pada Senin 23 Desember 2024 bagi mahasiswa lulusan Angkatan IX dan X LPK Royal Bali College. Wisuda ini menandai babak baru perjalanan para lulusan yang sudah siap berkarir di perusahaan-perusahaan top di industri hospitality bahkan mereka menjadi favorit hotel bintang lima di luar negeri.
Dalam wisuda kali ini, LPK Royal Bali College mengukuhkan kelulusan peserta pelatihan sebanyak 288 dari Program 1 tahun Program 2 Tahun. Riciannya untuk Program 1 tahun sertifikat level III sebanyak 252 orang yang terdiri dari 80 orang program F&B Service, 51 orang program Bartending, 59 orang program Housekeeping, 16 orang program Front Office Service, 46 orang program Culinary. Sedangkan Program 2 Tahun middle level terdiri atas program Butler Service sebanyak 29 orang dan program Food & Beverage Division sebanyak 7 orang.
“Jumlah wisudawan hari ini adalah 288, yang seharusnya 314, tetapi syukur sebagian daripada mereka yang tidak bisa mengikuti wisuda hari ini karena mereka sedang bekerja baik di dalam maupun di luar negeri,” kata Ketua Yayasan Manggala Widya Sastra Nyoman Kariyasa.
Kariyasa mengatakan lebih lanjut, Royal Bali College menawarkan tujuh program studi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri perhotelan dan pariwisata. Pada tingkat diploma satu, tersedia lima jurusan utama, yaitu Front Office, F&B Service, F&B Product, Bar, dan Housekeeping. Sementara itu, program diploma dua mencakup jurusan Butler dan F&B Division, yang memberikan pelatihan mendalam selama dua tahun untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan profesional di bidangnya.
Royal Bali College memiliki jaringan luas untuk mendukung penyerapan tenaga kerja bagi para lulusannya. Kampus ini bekerja sama dengan dua agen utama, yaitu PT. ISS Management dan PT. Royal Bali Internusa. Selain itu, untuk penyaluran di darat, kemitraan dilakukan dengan stakeholder internasional. Melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) Royal Bali College, lulusan difasilitasi untuk mendapatkan peluang kerja yang sesuai, baik di tingkat lokal maupun internasional, memastikan mereka dapat segera memasuki dunia kerja.
“Penyerapan tenaga kerjanya, sangat kami syukuri bahwa kampus kami langsung dibawah atau memiliki dua agent, yaitu PT. SS Management, kemudian PT. Royal Bali Internusa,” terang Kariyasa.
Dalam wisuda kali ini, Royal Bali College mencatat tingkat penyerapan tenaga kerja yang hampir mencapai 100 persen. Sebagian besar lulusan telah bekerja, baik di dalam maupun luar negeri. Bahkan, mereka yang belum mendapatkan posisi tetap telah memulai karier sebagai pekerja harian (daily worker).
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa Royal Bali College memiliki keunggulan unik dibandingkan kampus lain, yaitu keberadaan dua agen penyalur tenaga kerja yang dimiliki langsung oleh kampus. Kedua agen ini memberikan prioritas khusus bagi penempatan para alumni, memastikan mereka mendapatkan peluang kerja yang optimal. Selain itu, kampus juga menjalin kemitraan dengan sejumlah stakeholder internasional untuk penempatan kerja di sektor darat.
“Penempatan para alumni tentunya merupakan prioritas yang bisa diberikan oleh dua agent ini. Di samping adalah stakeholder kami di luar negeri untuk penempatan darat.”
Royal Bali College berhasil memastikan hampir seluruh lulusannya terserap ke dunia kerja. Ini artinya tidak satupun lulusan atau alumni kampus Royal Bali College yang menganggur,” ungkap Kariyasa.
Royal Bali College menjadi pilihan bagi siswa-siswi yang memiliki cita-cita besar untuk berkarier di luar negeri. Hampir 100 persen mahasiswa kampus ini memiliki harapan untuk bekerja di luar negeri. “Jadi hampir 100% anak-anak kami memang ingin keluar negeri,” tegasnya.
Royal Bali College menekankan pembentukan mentalitas profesional sebagai fondasi utama pendidikan di bidang hospitality. Kampus ini didukung oleh instruktur berpengalaman yang merupakan kombinasi akademisi dan praktisi, memastikan para mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoretis tetapi juga mampu mengimplementasikannya di dunia kerja. Selain itu, soft skill seperti etika profesional di sektor pariwisata menjadi nilai tambah yang membuat lulusan kampus ini diterima dengan baik oleh industri.
“Semua mahasiswa-mahasiswi kami diterima dengan sangat baik. Soft skill-nya adalah bagaimana sebuah etika profesional di dunia pariwisata. Itu yang mereka miliki,” pungkas Kariyasa.
Sementara itu Direktur Royal Bali College Ni Kadek Suwandayani S. Pd., M.M., menambahkan jaminan mutu program pelatihan, bimbingan dan arahan dari instansi terkait, kolaborasi dengan para stakeolders dan masukan positif dari masyarakat luas adalah point penting atas terselenggaranya program pelatihan Royal Bali College sehingga terus dan tetap mendapat kepercayaan masyarakat luas sebagai lembaga yang melatih para insan muda untuk menjadi hotelier yang mampu mengisi dunia kerja baik nasional maupun global.
Pihaknya berpesan kepada para wisudawan untuk menjadi versi terbaik anda dengan menerapkan 4 rules penting. Rules number 1: being fearless, let your dream flies. don’t settle on your dream. Jadilah berani. Berani bermimpi besar dan jangan menyerah untuk mewujudkan apapun impian itu.
Rules number 2: That’s only one you, only you. “Anda, hanya diri anda yang bisa mengantarkan diri anda meraih kesuksesan yang anda impikan. Orang lain bisa membukakan pintunya, memberikan jalannya, namun hanya anda seorang yang berjuang untuk sampai di tujuan,” kata Suwandayani.
Rules number 3: surround yourself with the right people, who won’t stab your back. “Beradalah dilingkungan orang-orang yang tepat, lingkungan yang membimbing dan menuntun anda untuk membentuk versi terbaik anda sehingga membentuk karakter, mental dan kemampuan yang anda butuhkan untuk mewujudkan cita-cita yang anda impikan, bukan berada dilingkungan orang-orang yang akan menusuk anda dari belakang,” katanya.
“Last but not least, pesan penting terakhir saya adalah don’t forget the roots where you are coming from. Saat anda berhasil dan sukses di masa depan nanti, jangan lupakan pihak-pihak yang membantu dan menuntun anda saat anda sedang berjuang seperti orang tua, saudara, kerabat, sahabat, para instruktur pengajar dan tentunya Royal Bali College yang telah mengupayakan segala hal untuk kesusksesan anda,” pungkas Suwandayani.
Terkait Wisuda VIII dari Royal Bali College kali ini, salah satu founder Royal Bali College Putu Alit Budi Sastrawan yang juga pembina Yayasan Manggala Widya Sastra menekankan bahwa tema wisuda tahun ini berfokus pada bagaimana lulusan Royal Bali College dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan, soft skill, dan hard skill yang mereka peroleh di kampus untuk karier mereka.
Royal Bali College berkomitmen untuk menghasilkan alumni yang siap kerja, dengan banyak dari mereka langsung mendapatkan kesempatan bekerja di hotel bintang lima di luar negeri setelah mengikuti wawancara.
“Royal Bali College selalu memberikan output yang berguna untuk para alumni kita. Tamat mereka interview bisa langsung kerja minimal di 5 star hotel di luar negeri,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali Ida Bagus Setiawan mengatakan, wisuda merupakan bagian dari pendidikan dan pelatihan, yang pada akhirnya menghasilkan lulusan yang siap bekerja. Dalam konteks Royal Bali College, wisuda ke-8 ini menjadi bagian penting dari ekosistem pembangunan ketenagakerjaan di Bali.
Kemitraan dan sinergi antara Royal Bali College dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sangat penting dalam memfasilitasi masyarakat Bali untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan di sektor perhotelan dan pariwisata. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan siap bekerja, baik di dalam negeri maupun di luar negeri dalam industri pariwisata.
“Jadi tentunya kemitraan, sinergi kolaborasi dengan pemerintah provinsi pada umumnya dan khususnya pasti di lokus, dengan pemerintah kabupaten kota dalam memfasilitasi masyarakat kita, masyarakat Bali, untuk mendapatkan fasilitasi pendidikan pelatihan di sektor hospitality,” ujarnya.
Setiawan mengungkapkan apresiasinya terhadap lembaga pelatihan kerja (LPK) di Bali, termasuk Royal Bali College, yang meskipun masih relatif muda, telah berhasil berkiprah tidak hanya di tingkat lokal dan nasional, tetapi juga internasional. Ia menekankan bahwa ke depan, prestasi ini harus terus ditingkatkan untuk lebih memajukan sektor pendidikan dan pelatihan di Bali.
“Jadi kami Pemerintah Provinsi Bali tentunya sangat apresiasi banyak LPK di Bali dan Royal Bali College dari sisi umur masih muda tetapi sudah berkiprah tidak hanya di lokal, nasional, bahkan internasional. Kedepan harus ditingkatkan,” katanya.
Setiawan menjelaskan bahwa pemerintah, baik pusat maupun provinsi, setiap tahun memberikan fasilitasi untuk akreditasi lembaga pelatihan kerja (LPK). Ia menekankan pentingnya lembaga atau program pelatihan yang sesuai dengan standar akreditasi nasional dan internasional.
Namun, ia juga menyadari bahwa jika hanya mengandalkan pemerintah, pelaksanaannya akan terbatas karena anggaran yang terbatas. Oleh karena itu, ia menyarankan agar lembaga pelatihan dapat mengembangkan kemampuan mandiri, karena ini akan sangat positif dan memungkinkan lebih banyak lembaga yang dapat diakreditasi.
Setiawan menambahkan bahwa selain program pelatihan, penting juga untuk meningkatkan kualitas fasilitator dan instruktur agar memenuhi standar internasional. Hal ini memerlukan kemitraan dan kolaborasi yang erat antara pemerintah dan lembaga pelatihan itu sendiri. Pemerintah akan selalu mendukung inisiatif ini, karena pada akhirnya tujuan utama adalah menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, bersertifikat, dan memiliki daya saing global.
“Jadi pemerintah jelas akan selalu menyiapkan, karena kaitannya dengan menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, bersertifikat dan tentunya berdaya saing global,” pungkasnya. (wid)