Jakarta, (Metrobali.com)

Mantan Menparekraf Wishnutama Kusubandio mengatakan ia ingin mengambil waktu istirahat optimal setelah tidak lagi menjabat sebagai menteri terlebih berat badannya turun hingga 7 kg selama setahun terakhir.

“Rencana ke depan, saya mau istirahat dulu karena letih, capek setelah 1 tahun dua bulan ini mau sama keluarga dulu,” kata Wishnutama Kusubandio setelah serah terima jabatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) dengan Sandiaga Uno di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Rabu.

Ia mengaku sangat letih selama setahun lebih terakhir ini sepanjang mengemban tugas sebagai Menparekraf.

Terlebih bertugas di tengah pandemi sehingga memerlukan fokus dan konsentrasi tinggi untuk menangani berbagai persoalan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak hebat oleh pandemi COVID-19.

Ia kemudian berterima kasih kepada jajaran di Kemenparekraf yang selama ini mendukungnya dan saat ini akan segera dipimpin oleh Menparekraf yang baru yakni Sandiaga Uno.

“Saya amat meyakini beliau dapat memimpin Kemenparekraf yang tentu kita semua tahu tantangannya tidak mudah ke depan oleh karena pandemi tapi saya yakin dan saya melihat bahwa sosok Mas Menteri baru ini akan dapat mengatasi bukan hanya kita bisa bangkit tetapi bisa jauh lebih baik dari sebelumnya,” katanya.

Wishnutama mengaku telah lama mengenal Sandi dan ia sejak dulu menjadi salah satu pengagum Sandiaga karena kiprah, semangat, dan visinya yang luar biasa.

“Beliau adalah kawan baik saya, orang tua beliau juga saya kenal sangat baik oleh karena itu kami bukan orang lain sebetulnya, dan saya berharap Mas Sandi bisa memimpin Kemenparekraf dengan sebaiknya bukan hanya lebih baik tapi menjadi yang terbaik,” kata Wishnutama.

Sementara itu Sandiaga Uno berpesan kepada pendahulunya itu agar tidak terlalu lama beristirahat dan semangat kembali berkarya.

“Saya pesan ke Mas Menteri (Wishnutama) jangan kelamaan istirahatnya nih dan beliau sudah kekurusan ini, turun 7 kg mudah-mudahan bisa gemukan sedikit berkarya lagi di sektor yang kita cintai,” kata Sandiaga Uno. (Antara)