Museum Diorama Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, Denpasar. Foto : Blog Kura-Kura Guide

 

Denpasar  (Metrobali.com)-

 

Wisatawan Tiongkok sepanjang 2017 mendominasi kunjungan ke Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, Denpasar, dengan rata-rata kunjungan mencapai 300 orang perhari.

“Biasanya satu hari itu sampai 300 orang, namun sempat juga kosong sama sekali ketika terjadi penutupan bandara karena terdampak erupsi Gunung Agung, Kabupaten Karangasem,” kata Kepala UPT Monumen Perjuangan Rakyat Bali (MPRB) Bajra Sandhi Dewa Made Ardana, di Denpasar, Rabu (2/1).

Menurut Dewa Ardana, wisatawan dari Negeri Tirai Bambu itu biasanya berwisata ke MPRB bersama rombongan dengan menggunakan bus. “Mudah-mudahan tahun ini kunjungannya lebih meningkat lagi, seiring dengan telah dicabutnya `travel warning` dari pemerintah setempat,” ucapnya.

Selain wisatawan Tiongkok, lanjut dia, MPRB juga telah menjadi salah satu tujuan wisata pendidikan dari para pelajar di Pulau Dewata. Selama 2017, sudah lebih dari 150 ribu pelajar yang berwisata ke monumen yang berada di sisi selatan Lapangan Puputan Margarana, Denpasar itu.

“Hal ini sangat sesuai dengan visi misi kami menjadikan MPRB sebagai tempat wisata pendidikan. Kami juga terus menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan di kabupaten/kota agar dapat mengarahkan para pelajar untuk berwisata ke MPRB, maupun sejumlah museum lainnya,” ujarnya.

MPRB selain sebagai pengingat perjuangan rakyat Bali, monumen ini juga berfungsi sebagai museum. Di dalamnya, terdapat berbagai diorama yang menggambarkan tatanan kehidupan masyarakat Bali kuno dan masa kerajaan-kerajaan di Bali, hingga diorama perjuangan rakyat Bali melawan Jepang dan Belanda. Juga terdapat koleksi foto-foto pendaratan tentara Belanda di Pulau Bali dan foto-foto perjuangan laskar Puputan yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai.

Dewa Ardana tidak memungkiri, meskipun wisman Tiongkok dan pelajar cukup berantusias berkunjung ke MPRB, namun dari total kunjungan sepanjang 2017, jumlahnya menurun dibandingkan 2016.

“Kalau pada 2016, jumlah kunjungan mencapai sekitar 250 ribu orang, sedangkan pada 2017 terjadi penurunan yang signifikan khususnya untuk wisatawan domestik menurun hingga 60 persen,” katanya.

Pihaknya memprediksi jumlah kunjungan menurun karena adanya kenaikan harga tiket masuk yakni untuk wisatawan mancanegara dewasa menjadi Rp50 ribu, dan wisman anak-anak sebesar Rp25 ribu perorang.

Sedangkan untuk wisatawan Nusantara dengan harga tiket masuk Rp25 ribu, dan anak-anak Rp10 ribu. Untuk mahasiswa tiket masuknya Rp5 ribu dan pelajar sebesar Rp2.000. “Tiket masuk untuk pelajar memang sengaja tidak kami naikkan dan itu sudah berlaku sejak 2011,” ucapnya.

Meskipun terjadi penurunan jumlah kunjungan, namun kata Dewa Ardana, pendapatan yang diperoleh dari Januari-Oktober 2017 sebesar Rp7,2 miliar sudah melampaui dari target yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp7,04 miliar. Sumber : Antara