Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti

 

Denpasar (Metrobali.com)-

Sampai saat ini Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti belum memberikan keputusan soal Reklamasi Teluk Benoa (RTB). ”Durung wenten keputusan, bu menteri masih normatif statement nya,’ kata Putu Wirata Dwikora salah seorang anggota Sabha Walaka PHDI Pusat, Selasa (1/3).

Dikatakan, PHDI sudah paparkan dan serahkan Pasamuhan Sabha Walaka bahwa Teluk Benoa adalah kawasan suci, juga rekomendasi hasil diskusi fokus group discution antara sulinggih dan pemangku yang menyatakan Teluk benoa seagai kawasan suci. ‘Kita minta disampaikan juga komitmen Jokowi saat kampanye caprez di depan 600 sulinggih dan pemangku di Hong Kong garden, bahwa Jokowi nyatakan tempat dan kawasan suci harus dilestarikan. Kini kita minta presiden wujudkan komitmennya di Teluk Benoa,” kata Putu Wirata Dwikora.

Anggota Sabha Walaka PHDI yang langusng datang ke Kementeri Kelautan dan Perikanan  di Jakata adalah Ida Pedanda Gde Panji Sogata,  wakil Dharma adyaksa PHDI Pusat di depan menteri kelautan dan Perikanan menyampaikan arti bhisama tentang kesucian termasuk KAWASAN SUCI TELUK BENOA, yang harusnya dijaga dan dibersihkan DAN DIKEMBALIKAN KEBERSIHANNYA, BUKANNYA DIURUG.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengundang masyarakat Bali yang tidak setuju dengan reklamasi Teluk Benoa. Dalam pertemuan itu, masyarakat dan pegiat lingkungan menyuarakan aspirasinya. Soal pro kontra reklamasi ini memang menjadi isu nasional. Tak hanya di kehidupan sehari-hari di media sosial juga ramai kampanye perihal ini.

Dalam pertemuan di kantor KKP di Jl Medan Merdeka Timur, Senin (29/2/2016), Menteri Susi setelah mendengarkan semua masukan, menyampaikan sikapnya.

“Saya senang melihat kepedulian dari masyarakat Bali terhadap ligkungannya. Tapi di sini saya belum bisa memberikan sikap apapun. Ada beberapa hal, di sini saya melihat tadi pihak perusahaan belum melakukan reklamasi. Mereka masih menunggu izin Amdal keluar. Dasar mereka membuat reklamasi berdasarkan Kepres. Kemungkinan untuk membangun daerah wisata baru di Teluk Benoa,” jelas Susi.

Menurut Susi, persoalan reklamasi bukan hanya persoalan di Bali. Di Jakarta juga sudah dilaksanakan tanpa prosedur yang seharusnya dipenuhi dan tanpa dilibatkannya Pemda.

“Keadaan Teluk Benoa sangat mengkhawatirkan. Kalau tidak dilakukan perbaikan Teluk Benoa akan mati. Mengembalikan hutan bakau kembali sebagaimana mestinya,” tutur Susi.

Susi menjelaskan, soal studi yang dilakukan terkait reklamasi, pihaknya memberikan izin karena hanya sebatas studi. Yang terpenting bagi Susi, pembangunan tidak merugikan masyarakat.

“Saya melihat dalam hal ini perusahaan belum memulai hal apapun, masih dalam proses perizinan. Kita pun belum bisa melakukan apapun. Kita harus pastikan lingkungan tidak rusak,” jelas Susi.

“Saya berpesan kepada bapak semua, apapun pembangunan kepentingan masyarakat diutamakan, lingkungan dijaga. Tapi jangan sampai dipolitisir dan didramatisir. Reklamasi di Indonesia harus dibagi dan dipilah. Tidak parsial ke daerah-daerah,” urai dia.

“Sebetulnya reklamasi yang betul menjaga lingkungan agar tidak terdegradasi,” imbuh Susi.

Susi menolak menjadi mediator dalam urusan reklamasi antara pihak pro dan kontra. Susi hanya memposisikan diri sebagai regulator yang memastikan bahwa di Teluk Benoa ada pelabuhan.

“Penjarahan bakau di lingkungan Teluk Benoa sangat luar biasa. Saya ingin konsisten membela stakeholder dan lingkungan. Bali juga keindahan harus dijaga, bukan hanya kulturnya saja pariwisata alamnya juga perlu dijaga. Saya tidak bisa memutuskan sekarang karena Litbang sedang proses,” ungkap Susi.

Susi juga mewanti-wanti kepada mereka yang hadir dan menolak reklamasi, bila seandainya dibuat daerah konservasi warga semua memberikan bantuan menjaga lingkungan. Jangan malah merusak.

“Harus konsisten ya pak, kalo kita mau bikin konservasi nanti bapak-bapak tidak mau bantu. Saya sudah terima masukan dari bapak bapak, tidak setiap minggu tapi mungkin nanti kita bisa ketemu lagi. Saya tidak suka emosi, emosi saya akan usir bapak dari kantor saya. Saya sudah mencoba mengakomodir,” tutup Susi.RED-MB