Pecatu (Metrobali.com)-
Krama adat Pecatu tumpah ruah memadati wantilan Murda Wulangun menghadiri prosesi ngaben massal.
Sebelum puncak ngaben, krama adat Pecatu telah melewati prosesi ngaturang pakeling, sementara puncak penyekahan atau atma wedana diselengarakan pada 6 Agustus 2013, dilanjutkan esoknya maajar-ajar di lingkungan Desa Adat Pecatu.
Rangkaian ngaben massal ini bakal diakhiri pementasan hiburan Wayang Joblar dari Tumbak Bayuh, Mengwi, Selasa (6/8) besok.
Demikian ditegaskan Bendesa Adat Pecatu, I Ketut Murdana disela-sela acara mapepada wewalungan lan murwa daksina di wantilan Desa Adat Pecatu, Senin (5/8).
Turut hadir pada acara tersebut Wakil Bupati Badung Ketut Sudikerta dan Nyonya Ayu Sudikerta, Sekda Badung Kompyang Swandika, Wakil Ketua DPRD Badung Ketut Suiasa dan anggota I Made Sumerta, Inspektorat Badung Wisnu Bawa Temaja, Kasatpol PP Ketut Martha, Kadispenda Badung Adi Arnawa, dan Camat Kuta Selatan, I Wayan Puja.
Murdana menjelaskan kegiatan pitra yadnya berupa ngaben dan atma wedana merupakan program Desa Adat Pecatu yang sudah disepakati setiap tiga tahun sekali. Ngaben saat ini merupakan yang ketiga kali, diikuti oleh 295 sawa dengan rincian 202 sawa ageng, 41 ngelungah, dan 52 ngelangkir.
Diungkapkan Murdana, ngaben massal ini untuk meringankan beban masyarakat sehingga segenap masyarakat Desa Adat Pecatu memberikan apresiasi dan dukungan positif. Hal itu dibuktikan rasa antusiasme masyarakat yang mengikuti ngaben massal kali ini. ’’Sebagian besar masyarakat sangat mendukung ngaben massal ini,’’ ujarnya.
Sementara Wakili Bupati (Wabup) Badung Ketut Sudikerta mengatakan ngaben massal kali ini merupakan agenda tahun ketiga sejak mulai dihelat tahun 2006.
’’Ngaben massal ini lebih menekankan aspek gotong-royong. Kegiatan pitra yadnya ini tidak semata-mata dilaksanakan oleh krama yang ngaben saja, namun melibatkan segenap elemen masyarakat dari tiga banjar adat yang ada di Desa Adat Pecatu,” tukas Sudikerta yang notabene tercatat sebagai krama adat Pecatu.
Terkait alokasi dana untuk biaya ngaben massal, Sudikerta mengungkapkan bersumber dari program “Ida Ngaben” yang diluncurkan oleh LPD Pecatu, dimana per sawa diberikan anggaran Rp 5 juta, sehingga total dana terkumpul Rp 910 juta. Kecuali itu, Desa Adat Pecatu juga memberikan subsidi Rp 1 juta untuk masing-masing sawa. Selain itu, LPD Pecatu juga mapunia Rp. 150 juta untuk operasional panitia. Bupati Badung A.A. Gde Agung memberikan dana punia Rp 25 juta disusul Wakil Ketua DPRD Badung I Ketut Suiasa Rp 10 juta.
Bantuan dalam bentuk dana punia untuk ngaben massal ini juga diberikan oleh Wabup Sudikerta sebesar Rp 150 juta, disusul Perbekel Pecatu, I Made Sumarta Rp 50 Juta serta punia dari warga lainnya.
“Dengan semangat gotong royong akan tumbuh rasa kebersamaan sehingga suasana kekeluargaan terus dirasakan oleh masyarakat Desa Adat Pecatu,” tukas Sudikerta.
Dibagian lain, Ketua LPD Pecatu I Ketut Giriarta menjelaskan LPD Pecatu memiliki produk bernama “Ida Ngaben” dimana produk ini sudah ada sejak tahun 2001 silam. Antusiasme krama Desa Adat Pecatu untuk ikut produk ini cukup besar.
Untuk ikut program ini, kata Giriarta, krama cukup menyetor dana awal Rp 200.000 sebagai tabungan. Selanjutnya jika penabung meninggal dunia kemudian dikuburkan, diberikan santunan Rp 1 juta, kemudian saat pengabenan diserahkan santunan Rp 5 juta per sawa. Namun jika ada krama yang tidak memenuhi dana ngaben atau saldo di bawah Rp 200.000, pihak LPD Pecatu tetap memberikan santunan Rp 1 juta untuk prosesi penguburan, namun hanya memperoleh dana santunan ngaben Rp 2,5 juta per sawa.
Rangkaian mapepada wewalungan dipuput oleh Ida Pedanda Gede Made Pengiasan dari Geria Beraban, Denpasar dilanjutkan mapurwa daksina dipuput Ida Pandita Dukuh Acarya dari Geria Samiaga Penatih.
Rangkaian ngaben massal ini diakhiri nyegara gunung ke pantai Labuan Sait dan Karang Boma, Pecatu. PUT-MB