Wayan Koster Ngaturang Paramasuksema di 58 Pura Selama 9 Hari, Doakan Bali Aman, Damai, dan Kondusif
Denpasar, (Metrobali.com)
Cagub Bali nomor 2 Wayan Koster (Paket Koster-Giri Prasta) melakukan kegiatan mebhakti di 58 pura se Bali. Koster mengucap terima kasih dan rasa syukur (ngaturang paramasuksema) atas restu dan anugerah Ida Betara selama proses Pilkada Serentak 2024. Rasa syukur ini dihaturkan Koster karena kedua putra terbaik Bali dipercaya krama Bali menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali periode 2025-2030.
Koster-Giri menang mutlak 61,49 persen (1.414.284 suara). Hasil ini diprediksi tak jauh berbeda dengan pleno penetapan oleh KPU Bali yang digelar 16 Desember 2024,
Paslon 01 Mulia-PAS dan semua tim pemenangan yang menjadi lawan pun telah menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan Koster-Giri dan semua tim. Mereka legowo menerima hasil kekalahan pada Pilgub Bali 2024.
Selanjutnya, Koster-Giri mengajak semua agar bersama membangun Bali lebih baik kedepan
dengan menjalankan program pembangunan berlandaskan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Apalagi pada periode 2025-2030 merupakan momentum pertama bagi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih (Koster-Giri) melaksanakan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125.
“Tyang (Koster,red) mebhakti di 58 Pure mulai tanggal 29 November sampai 7 Desember 2024 (9 hari,red) . Sekalian Ngrastiti bhakti agar Bali nyaman, aman, damai, dan kondusif pasca Pilkada Serentak 2024 yang juga telah berjalan lancar dan sukses pada 27 November 2024,” kata Koster.
Gubernur Bali 2018-2023 ini tak kenal lelah. Pasca pencoblosan dan perhitungan real count Rabu 27 November 2024, dirinya dan keluarga langsung melakukan persembahyangan pada Jumat 29 November 2024.
Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini mengucapkan terimakasih karena Ida Betara telah menjaga kesucian dan keharmonisan alam, manusia dan budaya Bali sehingga jagad Bali aman selama tahapan Pilkada Serentak.
Ngaturang Paramasuksema atau ucapan terima kasih dan rasa syukur di 58 pura se Bali ini juga merupakan persembahyangan Wayan Koster untuk memohon perlindungan dan tuntunan pelaksanaan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali agar berjalan lancar sukses tahun 2025-2030.
“Sekalian tyang mohon doa agar dilindungi dan dituntun untuk melaksanakan Nangun Sat Kerthi Loka Bali bisa berjalan lancar sukses tahun 2025-2030,” kata Koster.
Menurut Wayan Koster, periode lima tahun kedepan sangat penting bagi Koster-Giri. Karena momen ini merupakan pertama kali pelaksanaan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125.
-Bali Era Baru 2025-2125-
Bali Era Baru merupakan visi pembangunan yang dicanangkan oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, selama masa jabatannya 2018-2023. Konsep ini mencerminkan transformasi Bali menuju tatanan baru yang lebih maju, harmonis, dan berbasis pada nilai-nilai budaya Bali, sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan. Kini Bali telah berada di tatanan Bali Era Baru
2025-2125.
Berikut adalah beberapa poin utama dari Bali Era Baru karya Wayan Koster yang bertujuan menjaga dan melestarikan Bali ratusan tahun kedepan
Pertama, Nangun Sat Kerthi Loka Bali
Visi ini bertumpu pada filosofi menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali, yang meliputi:
– Sat Kerthi: Upaya menjaga keseimbangan dalam enam aspek kehidupan manusia, yaitu Atma (jiwa), Wana (hutan), Danu (air), Segara (laut), Jana (manusia), dan Jagat (alam semesta).
– Loka Bali: Membangun Bali berdasarkan adat, budaya, tradisi, serta kearifan lokal.
Kedua, Pembangunan Infrastruktur
Beberapa pembangunan infrastruktur penting/strategis dalam mendukung visi Bali Era Baru telah dijalan periode pertama kemudian dilanjutkan dan dibangun selama lima tahun kedepan.
– Tol Jagat Kerthi Bali: Jalan tol penghubung Gilimanuk-Mengwi yang mempercepat konektivitas transportasi
– Pelabuhan Sanur, Sampalan, dan Bias Munjul: Mendukung aksesibilitas ke Nusa Penida.
-Shortcut Singaraja-Mengwi
-Turyapada Tower
-Restorasi Parahyangan Pura Agung Besakih
-Parkiran Pura Ulun Danu Batur
-Short cut di wilayah Karangasem, Klungkung dan beberapa wilayah di Bali.
-Central Parkir Sanur
-Jalan Baru dan Underpass di Denpasar dan Badung
-Pelabuhan Sangsit dan Amed
-Pemecahan masalah kemacetan, sampah dan penataan Kota Denpasar.
-Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung
-Pembangunan Destinasi Wisata Kelas Dunia di Pekutatan Jembrana dan program-program pro krama Bali lain-nya.
Ketiga, Perjuangan Koster melahirkan UU nomor 15 tahun 2023 tentang Provinsi Bali. Regulasi ini yang memperkuat kedudukan Bali sebagai daerah istimewa yang berbasis pada adat, budaya, dan tradisi lokal.
Keempat, Menciptakan sumber-sumber pendapatan baru bagi PAD Bali seperti Pungutan Wisatawan Asing (PWA) dan lainya.
Beberapa pembangunan strategis Bali seperti Turyapada Tower, Pusat Kebudayaan Bali akan menjadi sumber pendapatan baru Bali.
Kelima, Penguatan Adat
Wayan Koster menegaskan pentingnya melestarikan adat dan budaya Bali melalui:
– Perda Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat: Mengatur pengelolaan desa adat secara mandiri.
– Perlindungan Aksara dan Bahasa Bali: Mendorong penggunaan aksara Bali di ruang publik.
– Penguatan Seni Tradisional: Revitalisasi seni tari, sekaa gong atau gamelan, dan tradisi lokal serta kearifan lokal Bali.
Keenam, Ekonomi Kerthi Bali
– Menekankan pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal, seperti pertanian organik, perikanan, dan kerajinan tangan.
– Mendorong ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya.
– Transformasi sektor pariwisata menuju pariwisata berkualitas tinggi dan berkelanjutan.
-Ekonomi kreatif Digital.
Ketujuh, Lingkungan Hidup
– Penanggulangan sampah plastik melalui kebijakan larangan plastik sekali pakai.
– Restorasi ekosistem mangrove dan perlindungan kawasan suci seperti Danau Batur dan Gunung Agung
Delapan, Digitalisasi dan Inovasi
– Pengembangan aplikasi dan teknologi digital untuk mendukung layanan masyarakat, seperti sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) dan Smart City di Denpasar.
– Transformasi pendidikan berbasis teknologi yang selaras dengan nilai-nilai lokal.
Konsep Bali Era Baru merupakan komitmen pemimpin visioner Wayan Koster untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan modern dan pelestarian budaya dan tradisi lokal, sekaligus menjawab tantangan globalisasi Bali kedepan. (RED-MB)