Ket. Foto : Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa berfoto bersama peserta dan para undangan usai menutup Konseling dan Workshop Pra Perkawinan Hindu pada Minggu (2/2) di Wantilan Pura Agung Lokanatha, Denpasar. 

 

Denpasar, (Metrobali.com)

 

Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, resmi menutup Konseling dan Workshop Pra Perkawinan Hindu pada Minggu (2/2) di Wantilan Pura Agung Lokanatha, Denpasar. Program ini merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Kota Denpasar, Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar, dan Yayasan Sarwe Sukhinah Bhawantu.

Penutupan kegiatan yang telah dimulai sejak Oktober tahun lalu ditandai dengan pelepasan nametag dan penyerahan sertifikat oleh Wawali Arya Wibawa kepada para peserta. Bahkan, Wawali Arya Wibawa juga berbaur bersama peserta workshop yang mengikuti materi Tedun Ke Banjar (Ngelawar).

Turut hadir pula Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa serta undangan lainnya.

Disela-sela kegiatan Wawali Arya Wibawa  menegaskan pentingnya program ini sebagai langkah persiapan bagi calon pengantin (catin) untuk membangun keluarga yang berkualitas. Wawali Arya Wibawa menekankan bahwa kecukupan gizi serta aspek penting lainnya harus dipersiapkan sejak dini agar generasi yang dilahirkan nantinya tumbuh sehat secara jasmani dan rohani.

Selain itu, Arya Wibawa berharap para peserta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dan berperan aktif sebagai duta di lingkungan masing-masing, baik di tingkat STT Banjar maupun desa/kelurahan. Selain itu dengan adanya program ini, diharapkan calon pengantin dapat lebih siap menghadapi kehidupan rumah tangga dengan pemahaman yang matang terkait aspek budaya, kesehatan, dan psikologi pernikahan.

“Langkah ini mungkin terlihat sepele, tetapi justru lebih efektif. Idealnya, enam bulan sebelum menikah, calon pengantin sudah mengikuti program ini agar kesehatannya dapat terpantau dengan baik,” ujarnya.

Sementara Ketua Yayasan Sarwe Sukhinah Bhawantu , Dr. Ida Ayu Alit Maharani, S. PSI., M.Si menjelaskan Kosneling dan Workshop Pra Perkawinan Hindu ini telah dimulai sejak tanggal 18-19 Oktober dan 25 hingga 27 Oktober 2024 lalu. Kemudian ditutup pada 2 Februari 2025 dengan peserta mengikuti modul terakhir yakni materi Agama dan Budaya yaitu persiapan Tedun Ke Banjar.

“Workshop diikuti sebanyak 10 pasang calon pengantin dari 4 kecamatan se-Kota Denpasar. Workshop Pra Perkawinan ini menggunakan 5 modul yaitu Psikologi yang dibawakan oleh Psikolog dari Himpsi (Himpunan Psikologi Indonesia) wilayah Bali, Kesehatan Umum dan Reproduksi oleh perwakilan dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Denpasar, Hukum dibawakan oleh Bagian Hukum Setda Kota Denpasar, Kesehatan Finansial oleh Fasilitator Koperasi Jasa Keuangan serta Agama dan Budaya pada hari ini dibawakan oleh sejumlah tokoh masyarakat yang mengantarkan mereka agar siap melanjutkan ke jenjang perkawinan.

Para peserta baik pria dan wanita belajar adat budaya seperti kemampuan dasar apa yang harus mereka lakukan saat bermasyarakat di banjar. Peserta wanita mendapatkan pelatihan membuat canang dan banten sederhana seperti sodan, ngulat tipat nasi dan dampulan, hingga kwangen, Sementara peserta laki laki mendapat pelatihan mengulat klangsah, klakat, membuat sate dan mebat Ngelawar.

“Dilain sisi kami juga memberikan modul lain seperti psikologi tentang adaptasi terhadap lingkungan baru setelah perkawinan dan saling menerima kekurangan dan kelebihan  pasangan dan juga modul tentang kesehatan finansial bagaiman mengatur keuangan saat berumah tangga.

Tidak hanya itu  para catin ini juga diberikan pembekalan tentang hukum, karena bagaimana juga perkawinan adalah perbuatan hukum untuk meminimalisir terjadinya kekerasan rumah tangga dan kekerasan psikologis serta kekerasan pada anak.

Terkait dengan  kesehatan reproduksi calon pengantin, pihaknya bekerjasama dengan Puskesmas II Denpasar Barat untuk pemantauan. Calon pengantin diwajibkan datang ke Puskesmas untuk  melakukan pemeriksaan kesehatan seperti  IMS dan HIV.

Workshop ini juga menghadirkan Dokter Spesialis Kandungan (SpOG) untuk peserta wanita dan Dokter Andrologi  untuk peserta laki laki sehingga mereka mendapat pendampingan dalam menjaga kesehatan reproduksi. Selain juga pihak lainnya yang membantu dalam modulasi lainnya bagi para peserta” ucapnya. (humas.dps/esa-dodi)