Foto: Putu Eka Juliana Jaya (Wawa Arjaya) bersama suami Made Arjaya usai meraih gelar doktor ilmu ekonomi.

Denpasar (Metrobali.com)-

Prestasi dan capaian luar biasa ditorehkan guru SMPN 1 Denpasar, Putu Eka Juliana Jaya yang akrab disapa Wawa Arjaya. Ia berhasil mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka promosi doktor di Program Doktoral Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Jumat (26/2/2021).

Istri Ketua Komisi I DPRD Bali periode 2009-2014, Made Arjaya ini berhasil meraih predikat cum laude dalam sidang tersebut dan berhak menyandang gelar doktor ilmu ekonomi. Ia menempuh kuliah selama 2 tahun, 7 bulan, tercepat di angkatan X.

Menariknya bertambahnya satu guru bergelar doktor dan menjadi bagian SDM Unggul di Kota Denpasar ini  bertepatan dengan hari pelantikan I Gusti Ngurah Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya Wibawa) sebagai Walikota dan Wakil Walikota Denpasar periode 2021-2024, Jumat (26/2/2021). Seolah-olah ini juga menjadi kado di hari pertama Jaya Wibawa memimpin Denpasar untuk mewujudkan visi Denpasar MAJU (Makmur, Aman, Jujur, Unggul).

Wawa Arjaya dengan sempurna berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “DETERMINAN KINERJA PRODUK KREATIF, DAYA SAING, DAN KESEJAHTERAAN PELAKU IKM DI KOTA DENPASAR”.

Dalam simpulan disertasinya Wawa Arjaya menuliskan bahwa kearifan lokal yang terkandung dalam produk industri kecil menengah (IKM) di Kota Denpasar mendongkrak daya saing produk. Kearifan lokal merupakan elemen penting dalam menunjang daya saing produk IKM. Keunikan dan seni khas Bali yang bersumber dari warisan budaya pada sumber daya manusia terampil tidak bisa diimitasi oleh negara lain maupun mesin.

Di bawah bimbingan Promotor Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE, MS, Kopromotor I Dr. I G. W. Murjana Yasa, SE, M.Si. dan Kopromotor II Dr. Ni Nyoman Yuliarmi, SE, MP, Wawa Arjaya melakukan penelitian terhadap 126 pelaku IKM yang menjadi responden penelitian di Kota Denpasar.

Dalam disertasinya, Wawa Arjaya menyebutkan, salah satu komponen penyumbang nilai ekspor yang cukup signifikan di Kota Denpasar berasal dari hasil kerajinan. Sementara hasil kerajinan Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Denpasar selama periode 2014-2018 mengalami fluktuasi.

Dalam penelitian yang dilakukan, Wawa Arjaya menganalisis pengaruh langsung kualitas sumber daya manusia, teknologi informasi dan komunikasi, dan mounting product requirements terhadap kinerja dan daya saing produk serta kesejahteraan pelaku IKM.

Penelitiannya juga menganalisis pengaruh tidak langsung kualitas sumber daya manusia, teknologi informasi dan komunikasi, dan mounting product requirements terhadap kesejahteraan pelaku IKM melalui kinerja dandaya saing produk. Serta menganalisis peran kearifan lokal dalam memoderasi pengaruh kinerja produk terhadap daya saing produk IKM di Kota Denpasar.

“Metode pengumpulan data melalui observasi non-perilaku, wawancara terstruktur, dan wawancara mendalam. Jumlah sampel sebanyak 126 pelaku IKM di Kota Denpasar. Teknik analisis data dengan statistik deskriptif dan persamaan model struktural menggunakan Partial Least Square,” papar Wawa Arjaya.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia dan mounting product requirements berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dan daya saing produk serta kesejahteraan. Sedangkan teknologi informasi dan komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja produk. Namun teknologi informasi dan komunikasi berpengaruh positif, tetapi tidak signifikan terhadap daya saing produk dan kesejahteraan.

“Teknologi informasi dan komunikasi tidak banyak berperan karena proses produksi sebagian besar dilakukan secara handmade,” tambah Wawa Arjaya.

Selain itu, jelas dia, kinerja produk memediasi secara parsial pengaruh kualitas sumber daya manusia, teknologi informasi dan komunikasi dan mounting product requirements terhadap daya saing produk. Kinerja produk memediasi secara parsial pengaruh kualitas sumber daya manusia dan mounting product requirements terhadap kesejahteraan, namun kinerja produk tidak memediasi pengaruh teknologi informasi dan komunikasi terhadap kesejahteraan pelaku IKM di Kota Denpasar.

“Kinerja dan daya saing produk tidak memediasi pengaruh kualitas sumber daya manusia, teknologi informasi dan komunikasi, dan mounting product requirements terhadap kesejahteraan pelaku IKM di Kota Denpasar,” papar istri Made Arjaya, Calon Walikota Denpasar pada Pilkada Denpasar Tahun 2015 ini.

Di lain pihak, hasil penelitian Wawa Arjaya menunjukkan bahwa kearifan lokal memperkuat pengaruh kinerja produk terhadap daya saing produk. Karena itu, ia menyarankan para pelaku IKM agar lebih memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memperkenalkan produk ke pasar dan manajemen klien.

Menurutnya, dengan lebih memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi maka kinerja dan daya saing produk dapat menjadi lebih baik dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan.

Dalam penelitiannya Wawa Arjaya menemukan bahwa kearifan lokal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sumber daya manusia yang bertalenta unggul tersebut, namun menyatu sebagai bagian untuk mengembangkan suatu produk kreatif yang unik, khas, dan langka.

“Kearifan lokal ini memperkuat pengaruh kinerja produk terhadap daya saing produk kreatif IKM Denpasar yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan pelaku IKM di Kota Denpasar,” jelas Wawa Arjaya.

Ia juga mengungkapkan temuannya bahwa pada lingkungan tertentu dimana produk kerajinan IKM yang dihasilkan merupakan produk-produk unik berkearifan lokal yang harus dibuat secara handmade oleh sumber daya manusia terampil seperti di Bali, variabel yang menjadi kunci efektifnya kinerja dan daya saing produk terletak pada keberadaan sumber daya manusia kreatif bertalenta unggul itu sendiri dan terjaminnya mutu yang konsisten dari produk melalui mounting product requirements.

Sementara teknologi informasi dan komunikasi ditemukan tidak banyak berperan, berbeda dari penelitian-penelitian terdahulu, yang disebabkan justru karena keunikan dalam produk kerajinan dari IKM di Denpasar. Produk-produk tersebut tidak bisa diimitasi karena proses pengerjaannya memerlukan esensi kearifan lokal yang tidak dapat direplika secara monoton oleh mesin maupun teknologi.

“Justru dalam pengerjaan secara konvensional dan tradisional tersebut produk hasil IKM menjadi lebih bernilai (value added, nilai seni dan estetika, tidak hanya fungsional),” tandasnya.

Wawa Arjaya juga menjelaskan, bahwa variabel teknologi informasi dan komunikasi tidak berdampak signifikan terhadap Daya Saing Produk jika diuji secara langsung, namun dampaknya menjadi signifikan jika melalui Kinerja Produk. Hal ini menunjukkan bahwa jika diutilisasi dengan tepat, sesungguhnya teknologi informasi dan komunikasi juga akan membantu meningkatkan daya saing produk dan akhirnya bermuara pada kesejahteraan pelaku IKM.

Sekalipun penggunaan selama proses produksi terbatas, teknologi informasi dan komunikasi dapat secara luas dimanfaatkan untuk strategi marketing, membantu menjangkau pasar, membantu dalam research and development khusus IKM, menunjang komunikasi dan umpan balik dari konsumen, serta manajemen klien, terutama pada era industri 4.0 saat ini. (wid)