Waspadalah, Vaping alias Rokok Elektrik Bisa Picu Penyakit Pernafasan ‘Popcorn Lung’
Apakah saat ini Anda beralih menggunakan rokok elektrik dan tergabung dalam komunitas vaping di kota tempat tinggal Anda? Jika ya, laporan dari jurnal Environmental Health Perspectives ini perlu Anda simak.
Para pengguna rokor elektrik atau yang lebih populer dijuluki sebagai vaper diyakini beresiko terkena sebuah penyakit berbahaya bernama popcorn lung alias paru-paru popcorn. Hal ini dimungkinkan lantaran adanya sebuah bahan kimia berbahaya yang terdapat di 75% cairan yang dipakai untuk memberikan cita rasa dari asap yang dihirup oleh para pengguna.
Bahan tersebut adalah Diacetyl, yaitu sejenis bahan sintetis pengganti mentega untuk menghadirkan rasa kembang gula atau cupcake dan telah seringkali disebut sebagai penyebab penyakit pernafasan bronkitis obliteran. Bahan ini memang aman ketika dimakan, namun United States National Institute for Occupational Safety and Health menyatakan bahwa bahan ini sangat berbahaya jika terus-terusan dihirup dalam jangka waktu lama, dan hal tersebut berasal dari banyaknya laporan keluhan gejala penyakit pernafasan di kalangan pekerja pabrik pembuatan popcorn.
Diacetyl selama ini sudah dikenal mampu menyebabkan radang, lecet dan penyempitan pada bronkiolus yang akhirnya menekan kelancaran keluar masuknya udara di paru-paru. Sampai saat ini masih belum ada pengobatan yang mampu menanganinya secara efektif, kecuali lewat operasi transplantasi paru-paru. Maka dari itu, para ilmuwan mendesak adanya sebuah tindakan genting untuk mengevaluasi penyebaran penyakit paru-paru dari maraknya trend vaping ini.
Para ilmuwan dan pejabat pemerintahan di Inggris masih berbeda pendapat tentang masalah rokok elektrik ini; Public Health England mengajurkan para perokok untuk beralih ke rokok elektrik karena lebih aman daripada tembakau tradisional, namun organisasi besar seperti WHO dan para ilmuwan di London School of Hygiene and Tropical Medicine serta University of Liverpool berpendapat bahwa rokok elektrik juga memiliki resiko yang tak kalah besar. (magz.gopego.com)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.