Foto: Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) di sela-sela blusukan di Pasar Padangsambian, Denpasar Barat, Jumat (6/10/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) memberikan perhatian serius terhadap peningkatan daya saing dan kesejahteraan pedagang di pasar-pasar tradisional di Kota Denpasar.

Terlebih para pedagang ini juga menghadapi ancaman di tengah derasnya disrupsi, revolusi industri 4.0 dan digitalisasi yang mengarahkan pola perilaku konsumen gemar berbelanja online.

Tantangan ini diwaspadai oleh pedagang tradisional dengan peningkatan daya saing dan ikut berjualan online sehingga mereka tidak hanya akan menjadi penonton di tengah bingar bingar ekonomi digital.

Hal ini disampaikan Calon Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra bersama Calon Wakilnya Made Bagus Kertha Negara usai blusukan menyerap aspirasi pedagang di Pasar Padangsambian, Denpasar Barat, Jumat (6/10/2020).

Lebih jauh Ngurah Ambara menyampaikan, revolusi industri akan menyebabkan perubahan-perubahan yang sangat cepat sehingga saat ini teknologi informasi juga sudah bisa ditransaksikan. Hal ini menyebabkan cara-cara berbelanja tradisional semakin tidak relevan.

Oleh karena itu, pedagang pasar tradisional harus bisa mengerti teknologi. “Karena kalau enggak, nanti ada masyarakat urban yang datang ke Denpasar khusus untuk menyerang itu. Mereka jualan cabai lewat online, semua lewat online. Nah ini mesti diwaspadai sama mereka. Kalau endak begitu nanti kita termarjinalkan pedagang-pedagang di pasar tradisional,” kata dia.

Menurut Ngurah Ambara, transaksi melalui daring atau online tidak bisa dibendung atau distop begitu saja. Oleh karena itu, dirinya berharap para pedagang di pasar tradisional bisa menggunakan platform digital untuk berjualan.

Karenanya Ngurah Ambara dan Bagus Kertha Negara ketika terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Denpasar berkeinginan memperkenalkan teknologi informasi kepada pedagang pasar sebagai sarana untuk berjualan secara daring. Di samping itu, cara berjualan mereka di pasar tradisional tetap dilakukan secara konvensional. Cara konvensional ini tetap dilakukan sebagai tempat display barang dagangan.

“Pasar nanti sebagai display-nya, sehingga pasar akhirnya mengetahui kualitasnya barangnya begini. Jadi lebih bagus, mulai sekarang harus mulai diperkenalkan supaya mempunyai daya saing yang tinggi,” tutur Ngurah Ambara yang juga pengusaha money changer ini.

Baginya, memperkenalkan platform online untuk berjualan bagi pedagang pasar di Kota Denpasar sangatlah penting, sebab ibukota Provinsi Bali ini sebagai daerah tujuan masyarakat urban.

Apabila ada masyarakat yang datang di Kota Denpasar dengan mendistribusikan barang melalui pemasaran online maka bisa mengalahkan pasar tradisional. “Apa yang terjadi di Jakarta sekarang kan pedagang-pedagang, toko-toko mulai tutup karena ada toko online itu,” kata dia.

Oleh karena itu, pihaknya di paket Amerta akan menginisiasi para pedagang di pasar tradisional agar cara berjualannya sesuai dengan perkembangan zaman. Cara ini dilakukan agar para pedagang tradisional memiliki daya saing yang tinggi sehingga tidak termajinalkan atau terpinggirkan.

Bahkan ke depan, Ngurah Ambara bakal menyiapkan platform khusus bagi pedagang pasar di Kota Denpasar untuk berjualan secara online. Platform ini disiapkan agar masyarakat urban yang datang ke kota Denpasar tidak memiliki celah untuk berjualan secara daring.

“Sehingga ini dikuasai oleh masyarakat Kota Denpasar sendiri, masyarakat lokal sendiri. Kalau tidak dikuasai takutnya mereka yang datang dari luar khususnya daerah-daerah lain ini datang membawa perubahan. Lebih baik kan masyarakat lokal ini kita tingkatkan, platformnya juga kota siapkan,” paparnya.

Ngurah Ambara berkeinginan agar Denpasar mempunyai platform online yang mirib seperti Go-Jek. “Itu kita sudah kita lihat, arahnya ke sana. Mereka bisa berdagang dari rumah,” tegas pria yang pernah maju DPD RI itu.

Dengan adanya platform online semacam itu, nantinya ketika pandemi Covid-19 telah berakhir, masyarakat Kota Denpasar khususnya pedagang tradisional bisa berdaya saing tinggi dengan berjualan online.

Hal ini didukung dengan tipe konsumen yang selalu berkeinginan agar mendapatkan barang dengan mudah tetapi juga berkualitas. Meskipun ada penambahan harga, konsumen tidak akan mempermasalahkan asalkan barang bisa didapatkan dengan efisien.

“Walaupun menambah harga, tetapi lebih efisien. Nah ini yang namanya disruption. Jadi pergerakannya begitu cepat. Nah ini yang harus diwaspadai. Kalau endak pedagang pasar ini jadi penonton saja. Endak ada orang lewat nanti, karena lingkungannya sudah membeli lewat online yang datangnya dari pedagang-pedagang baru,” kata Ngurah Ambara.

Untuk diketahui Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) diusung Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai NasDem.

Visi Amerta yakni Membangun Denpasar yang Berseri (Bersih, Sejahtera dan Indah) Berlandaskan Falsafah Tri Hita Karana.

Visi ini ditunjang dua misi utama. Pertama , mewujudkan masyarakat Denpasar yang berbudaya, adil, inovatif dan sejahtera. Kedua, mewujudkan Denpasar sebagai salah satu Smart City berdaya saing di Indonesia. (ian)