Warga Pesanggaran Kehilangan Kesabaran, 25 Tahun Hirup Bau tak Sedap
Kelian Adat Banjar Pesanggaran, I Wayan Widiada
Denpasar (Metrobali.com)-
Sudah selama 25 tahun lebih warga pesanggaran harus hidup berdampingan dengan kondisi bau sampah yang menyengat dan mengganggu kesehatan warga. Selama ini, masyarakat sudah sangat sabar dengan kondisi seperti ini. Bayangkan saja, selain harus menghirup bau tak busuk yang ditimbulkan oleh gundukan sampah yang sudah menggunung, kesehatan warga juga terancam akibat rembesan air sampah yang masuk ke dalam tanah, sehingga mengakibatkan air di rumah warga menjadi tercemar.
Kelian Adat Banjar Pesanggaran, I Wayan Widiada, Kamis (20/4) menyatakan, warganya sudah sangat bersabar hingga puluhan tahun menghadapi persoalan ini. “Jangan salahkan keluhan masyarakat, karena selama ini sudah memberi kesempatan kepada pemerintah untuk segera mencari jalan keluar namun hanya surga di telinga saja”, keluhnya.
Lanjutnya, apa yang menjadi jeritan warga Pesanggaran selama ini tidak pernah ditindaklanjuti dengan pasti. “Janji-janji manis dari pemerintah dan juga investor telah membuat kesabaran kami mulai habis”, katanya.
Widiada juga sangat menyayangkan kesan adanya sikap saling lempar tanggungjawab antar pemerintah baik provinsi Bali dan pemerintah kabupaten kota dalam penanganan sampah di TPA Suwung ini.
“Kami sayangkan sikap penguasa atau pemerintah kota dan provinsi tidak akur. Ibarat orang tua ayah dan ibu tidak akur, bagaiman dengan anak-anaknya harus jungkir balik, ya kalau dikasi warisan yang bagus, tapi ini warisannya sampah”, ujarnya.
Widiada juga mengkhawatirkan akan terganggunya upacara yadnya ngenteg linggih di pura dalem yang akan dilaksanakan warga Pesanggaran dalam waktu dekat ini. “Jangan sampai pas karya ayu diganggu sebelum matur piuning ida pedanda, ada warga kami yang kerauhan karena harus mencium bau sampah yang sangat menyengat”, katanya.
Kondisi sampah di TPA Suwung menurut Wayan Widiada, sudah sangat mengerikan. Tak sedikit dari warganya yang mengalami sakit sesak pernafasan, air yang tercemar dan bahkan lalat yang beterbangan di lingkungan rumah.
Kondisi ini diakui Widiada sudah dialami warga sejak puluhan tahun sampai sekarang. Karena terus dihimpit dengan situasi yang sangat tidak mengenakkan ini, dan rasa trauma akibat dikepung bau busuk dari sampah ini, warga mengancam akan menutup paksa TPA Suwung ini.
“Harapan sudah tidak ada, dan mari kita nikmati bau ini bersama-sama”, ujarnya. “Kalau pemerintah ingin mencari solusi dari persoalan ini, ayo segera lakukan sesuatu, jangan hanya surga di telinga saja”, ketusnya. ARI-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.