JK 4

Jakarta (Metrobali.com)-

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menginginkan semakin banyak investor dari negara Inggris Raya berdatangan dan menanamkan investasinya guna turut membangun perekonomian di Tanah Air.

“Memperbanyak dan mempererat investor Inggris Raya tidak hanya meningkatkan secara signifikan perdagangan dan investasi tetapi juga memperkuat kerja sama strategis secara keseluruhan,” kata Jusuf Kalla dalam acara penutupan Indonesia-UK Business Forum di Jakarta, Selasa (28/7).

Menurut Kalla, perdagangan dan investasi merupakan elemen yang penting untuk kemitraan antara Indonesia dan Inggris Raya.

Wapres mengemukakan bahwa kerja sama RI-Inggris telah banyak dilakukan di berbagai bidang seperti sektor energi dalam proyek gas Tangguh, serta sebagian besar saham salah satu perusahaan besar Astra, juga dimiliki perusahaan asal Inggris.

Wapres juga memaparkan, pemerintah RI saat ini sedang berfokus dalam mengembangkan lima sektor yaitu pertanian, perikanan, energi, industri, dan pariwisata.

Sedangkan sasaran utama pertumbuhan perekonomian Indonesia, ujar Kalla, adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menjaga stabilitas di kawasan. “Dasar ekonomi makro di Indonesia tetap kuat,” katanya.

Selain itu, Wapres juga menyatakan pemerintah Indonesia ingin meningkatkan konektivitas dengan cara membangun banyak bandara dan pelabuhan khususnya di kawasan timur Indonesia.

Jusuf Kalla juga menuturkan bila dahulu lautan dilihat sebagai pemisah pulau-pulau di Indonesia, maka ideologi baru yang dipegang bangsa adalah laut sebagai pemersatu Nusantara.

Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berharap kunjungan Perdana Menteri Inggris Raya David Cameron bisa mendorong investasi negara tersebut ke Indonesia.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis dalam paparan di Jakarta, Senin (27/7) mengatakan pihaknya akan menyambut komitmen investasi yang rencananya akan disampaikan dalam kunjungan PM Cameron di Indonesia.

“Mereka (Inggris) itu sudah masuk ke Indonesia melalui industri farmasi, kami harapkan mereka juga bisa masuk pembangkit listrik nanti sesuai dengan proyek prioritas kita,” katanya.

Menurut dia, Inggris telah lama menaruh minat untuk berinvestasi di bidang pengelolaan dan penyediaan air minum. “Tapi sepertinya mereka masih menunggu revisi PP Sumber Daya Air. Mereka memang ada minat di pengelolaan air minum,” tambahnya.

Kendati demikian, Azhar menegaskan pihaknya akan mempromosikan sektor-sektor prioritas yang telah ditetapkan pemerintah dalam mendukung perekonomian seperti infrastruktur, maritim, pariwisata dan kawasan, pertanian serta industri terutama industri padat karya, produk berorientasi ekspor dan substitusi impor.

Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Inggris ke Indonesia sepanjang semester I 2015 mencapai 424,93 juta dolar AS dengan 109 proyek. Capaian tersebut menempatkan Inggris di posisi ke tujuh dalam daftar negara yang menanamkan modal paling besar di Tanah Air. AN-MB