Denpasar (Metrobali.com)-

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengusulkan Kongres Kebudayaan Bali digelar rutin setahun sekali.

“Kegiatan ini semestinya digelar setahun sekali karena perkembangan kebudayaan Bali sangat pesat sehingga perlu pembahasan yang lebih matang pada tahun-tahun berikutnya,” katanya seusai mengikuti Kongres Kebudayaan di Sanur, Denpasar, Selasa (24/9).

Kongres Kebudayaan itu melibatkan berbagai unsur, yaitu birokrasi, budayawan, tokoh adat, tokoh subak, akademisi, pemuda dan berbagai tokoh lainnya.

Kegiatan yang digelar selama dua hari pada 24-25 September 2013 diisi oleh pembicara ahli dari luar negeri, nasional.

Pihaknya menilai kegiatan itu sebagai upaya untuk melestarikan warisan adat dan budaya yang ada di Pulau Dewata.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika mengatakan, kegiatan itu digelarnya selama lima tahun sekali dengan harapan untuk bisa melestarikan kebudayaan yang ada di Pulau Dewata.

“Bali ini sentranya kan di kebudyaan sehingga perlu berbagai upaya untuk bisa tetap menjaga dan melestarikannya agar tidak terlindas kemajuan zaman,” ujarnya.

Pemerintah saat ini sudah berkomitmen untuk bisa melestarikan dan sekaligus mengembangkan kebudayaan Bali khususnya subak yang sudah menjadi warisan budaya dunia dari Badan PBB yang mengurusi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UNESCO). AN-MB