Denpasar, (Metrobali.com)
Sebagai wujud Sradha Bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta membantu sesama umat khsususnya dalam situasi pandemi, Desa Adat Panjer menggelar upacara Mepandes atau Metatah massal, yang dilaksanakan di Lapangan Wantilan Desa Adat Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan, pada Kamis (21/4).
Hadir dalam upacara tersebut Walikota Denpasar IGN. Jaya Negara,  Walikota Denpasar periode 2008 – 2021, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Sekretaris Daerah Kota Denpasar, IB Alit Wiradana, Anggota DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Darsa, Camat Denpasar Selatan Made Sumarsana, serta Bendesa Adat Panjer, AA. Oka Adnyana dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Disela-sela upacara tersebut Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan metatah ini merupakan upacara Manusa Yadnya yang memang wajib dilakukan oleh umat Hindu dalam hal ini para  Orang Tua kepada anak khususnya  yang akan menginjak usia remaja atau dewasa.
Lebih lanjut dikatakannya, selain merupakan sebuah kewajiban, upacara Mepandes atau Metatah ini merupakan sebuah upacara untuk mentralisisr sifat buruk yang ada pada diri manusia atau Sad Ripu yang meliputi Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan iri hati), dan Moha merupakan (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).
“Mepandes atau Metatah massal merupakan wujud bhakti kepada Sang Pencipta. Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19 kita harus tetap beryadnya, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, begitupun manusia dengan alam lingkungan harus tetap dijaga sebagaimana mestinya sehingga kehidupan tetap harmonis tetapi dengan catatan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan agar kita semua terhindar dari bahaya penularan virus Covid-19,” kata  Jaya Negara.
Sementara Bendesa Adat Panjer yang juga sebagai Ketua Panitia Karya Metatah Massal, AA. Oka Adnyana mengatakan rangkaian upacara ini sudah dimulai sejak tanggal 14 Maret 2022 yang lalu dan diawali dengan upacara Atma Wedana yang diikuti sebanyak 188 Sawa.
Lebih lanjut dikatakannya, pada saat ini tanggal 21 April 2022 dilaksanakan upacara Mepandes atau Metatah Massal yang diikuti sebanyak 205 orang. Seluruh kegiatan ini dilaksanakan secara gratis dan sudah ditanggung oleh desa.
“Walaupun masih dalam situasi pandemi covid, kami tetap laksanakan upacara ini dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain untuk menjalankan adat, kegiatan ini juga dapat membantu meringankan beban masyarakat dalam pandemi covid19. Namun selama kegiatan berlangsung kami tetap anjurkan kepada seluruh peserta dan masyarakat untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah dan menerapkan prokes yang ketat sehingga tidak ada penularan kasus yang baru,” kata Oka Adnyana. (RED-MB)